Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat.
Kanker prostat sangat sering terjadi.
Pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan prostat pasca pembedahan maupun pada otopsi menunjukkan adanya kanker pada 50% pria berusia diatas 70 tahun dan pada semua pria yang berusia diatas 90 tahun.
Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan gejala karena penyebarannya sangat lambat.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron.
Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no 3 pada pria dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun.
Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun.
Pria yang memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker prostat adalah pria kulit hitam yang berusia diatas 60 tahun, petani, pelukis dan pemaparan kadmium.
Angka kejadian terendah ditemukan pada pria Jepang dan vegetarian.
Kanker prostat dikelompokkan menjadi:
Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain.
Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik atau tes PSA.
Stadium C : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai menyebar ke kelenjar getah bening.
Stadium D : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).
GEJALA
Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut.
Kadang gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih.
Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kemih melalui uretra.
Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih mendadak.
Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal).
Kanker tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang).
Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia.
Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya.
Gejala lainnya adalah:
Segera setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes
Nyeri ketika berkemih
Nyeri ketika ejakulasi
Nyeri punggung bagian bawah
Nyeri ketika buang air besar
Nokturia (berkemih pada malam hari)
Inkontinensia uri (beser)
Nyeri tulang atau tulang nyeri jika ditekan
Hematuria (darah dalam air kemih)
Nyeri perut
Penurunan berat badan.
DIAGNOSA
Cara terbaik untuk menyaring kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan colok dubur dan pemeriksaan darah.
Colok dubur pada penderita kanker prostat akan menunjukkan adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan.
Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi) pada penderita BPH.
Jika pada pemeriksaan colok dubur ditemukan benjolan, maka dilakukan pemeriksaan USG.
Dengan melakukan rontgen atau skening tulang, bisa diketahui adanya penyebaran kanker ke tulang.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
Analisa air kemih
Sitologi air kemih atau cairan prostat
Biopsi prostat.
PENGOBATAN
Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan.
Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya:
Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran
Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi.
Pembedahan
Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat).
Seringkali dilakukan pada kanker stadium A dan B.
Prosedurnya lama dan biasanya dilakukan dibawah pembiusan total maupun spinal.
Sebuah sayatan dibuat di perut maupun daerah perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah sakit selama 5-7 harai.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensia dan inkontinensia uri.
Pada penderita yang kehidupan seksualnya masih aktif, bisa dilakukan potency-sparing radical prostatectomy.
Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian). Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang tidak dapat ditolerir oleh penderita.
Orkiektomi adalah pengobatan yang efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang, lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi penderita tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit.
Orkiektomi biasanya dilakukan pada kanker yang telah menyebar.
Terapi penyinaran
Terapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker stadium A, B dan C.
Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan terapi penyinaran.
Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara:
Terapi penyinaran eksterna, dilakukan di rumah sakit tanpa perlu menjalani rawat inap.
Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan, kelelahan, reaksi kulit (misalnya kemerahan dan iritasi), cedera atau luka bakar pada rektum, diare, sistitis (infeksi kandung kemih) dan hematuria.
Terapi penyinaran eksterna biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.
Pencangkokan butiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada jaringan prostat melalui sayatan kecil.
Keuntungan dari bentuk terapi penyinaran ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat dengan kerusakan jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.
Obat-obatan
Manipulasi hormonal.
Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron.
Penurunan kadar testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker.
Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk meringankan gejala tanpa menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada penderita yang kankernya telah menyebar.
Obat sintetis yang fungsinya menyerupai LHRH (luteinizing hormone releasing hormone), semakin banyak digunakan untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Contohnya adalah lupron atau zoladeks.
Obat ini menekan perangsangan testis terhadap pembentukan testosteron (hal seperti ini disebut pengebirian kimiawi karena memiliki hasil yang sama dengan pengangkatan testis).
Obat diberikan dalam bentuk suntikan, biasanya setiap 3 bulan sekali.
Efek sampingnya adalah mual dan muntah, wajah kemerahan, anemia, osteoporosis dan impotensi.
Obat lainnya yang digunakan untuk terapi hormonal adalah zat penghambat androgen (misalnya flutamid), yang berfungsi mencegah menempelnya testosteron pada sel-sel prostat.
Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare dan ginekomastia (pembesaran payudara).
Kemoterapi
Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang kebal terhadap pengobatan hormonal.
Biasanya diberikan obat tunggal atau kombinasi beberapa obat untuk menghancurkan sel-sel kanker.
Obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:
- Mitoxantronx
- Prednisone
- Paclitaxel
- Dosetaxel
- Estramustin
- Adriamycin.
Efek sampingnya bervariasi dan tergantung kepada obat yang diberikan.
Pemantauan
Apapun jenis pengobatan yang dijalaninya, penderita akan dipantau secara ketat mengenai perkembangan penyakitnya.
Pemantauannya meliputi:
Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar PSA (biasanya setiap 3 bulan - 1 tahun).
Skening dan/atau CT scan tulang untuk mengetahui penyebaran kanker.
Pemeriksaan darah lengkap untuk memantau tanda-tanda dan gejala anemia.
Pemantauan tanda dan gejala lainnya yang menunjukkan perkembangan penyakit (misalnya kelelahan, penurunan berat badan, nyeri yang semakin hebat, penurunan fungsi usus dan kandung kemih serta kelemahan).
Selasa, 29 Desember 2009
Senin, 07 Desember 2009
FLU BABI
Penyebaran flu babi di Indonesia sangat mengkawatirkan dan sulit dibendung lagi. Di Indonesia telah terjadi peningkatan hampir 100% hanya dalam 1 bulan belakangan ini. Mengingat tingkat penyebarannya yang sangat cepat sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah memutuskan peningkatan status flu babi menjadi pandemi. Artinya, penyebaran virus flu jenis H1N1 itu sudah mengancam secara global. Melihat kondisi kepadatan penduduk, tingkat mobilitas dan perilaku hidup masyarakat Indonesia tampaknya penyebarannya akan sangat cepat melebihi yang diduga sebelumnya. Benarkah flu babi sebuah ancaman penyakit yang sangat menakutkan dan sangat berbahaya ?
Kepanikan terhadap ancaman flu babi saat ini sangat wajar terjadi. Kepanikan mulai tampak, setiap hari dilaporkan oleh berbagai media tentang laporan dari berbagai kota dan berbagai rumah sakit tentang penderita yang dicurigai sebagai flu babi. Ketakutan itu juga melanda seluruh dunia. Terdapat kasus di suatu negara, terdapat satu penumpang sebuah pesawat yang mengalami demam seluruh penumpang di pesawat dikarantina selama seminggu. Pada kasus lain, ditemukan seseorang yang dicurigai flu babi di sebuah hotel, yang menyebabkan seluruh orang di hotel tersebut harus diisolasi. Banyak sekali laporan serupa yang menceritakan kepanikan terhadap ancaman flu babi dari berbagai belahan dunia.
Saat ini Departemen Kesehatan telah menyatakan dalam di Indonesia dalam keadaan status KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk kasus penyakit Flu babi. Selanjutnya tidak bisa dihindari siapapun penyebaran penyakit ini tampaknya akan seperti flu biasa. Melihat karakteristik penyebarannya dalam suatu dekade tertentu perlahan tapi pasti penyakit ini akan menyatu dengan kehidupan msyarakat sehari-hari. Kepanikan dan beban psikologis masyarakat akan secara perlahan mencair begitu flu babi akan semakin sering masuk di telinga. Bukanlah hal yang mustahil nantinya flu babi akan mudah dijumpai di lingkungan masyarakat baik di mall, pasar, kantor, sekolah bahkan di rumah. Saat ini mungkin banyak rumah sakit enggan merawat penderita flu babi. Bahkan depkes telah menunjuk RS yang merawat flu babi hanya beberapa rumah sakit khusus. Nantinya mungkin adalah hal yang biasa setiap rumah sakit atau puskesmas akan mempunyai dan merawat kasus flu babi. Saat ini begitu mendengar orang terkena flu babi akan diasingkan seperti penyakit paling berbahaya di dunia. Karena takutnya bahkan untuk memeriksa sampel darah penderita yang dicurigai flu babi, pemeriksa dari dinas kesehatan menggunakan baju ala astronot. Tetapi nantinya masyarakat akan terbiasa dan tidak menyadari bahwa flu yang baru dialami adalah flu babi.
Flu babi merupakan penyakit saluran napas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Pada manusia, tanda dan gejala flu babi secara umum sama dengan influenza atau flu biasa. Gejala yang terjadi meliputi demam disertai menggigil, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot dan tulang, sakit kepala, menggigil dan lemas atau letih.
Peningkatan kasus flu babi di Indonesia tampaknya sulit dibendung lagi. Bahkan WHO yang sebelumnya dengan segala daya upaya melakukan pencegahan akhirnya berpendapat, laju penyebaran flu babi di dunia sudah tidak mungkin lagi untuk dihentikan. Lantaran itu, lembaga kesehatan PBB tersebut menganjurkan pada sejumlah negara untuk selekasnya mengurangi sedikit demi sedikit kebijakan pencegahan yang super ketat. Disamping itu, WHO juga melihat, tingkat kematian (mortality rate) flu babi sangat rendah, hanya 0,4%. Bandingkan dengan flu burung yang tingkat kematiannya mencapai 80%. Bisa diartikan, tingkat bahaya flu babi sejatinya setera dengan flu musiman (seasonal flu) biasa dan jauh lebih ringan dibandingkan flu burung.Sejumlah Negara mulai mengendurkan kewaspadan pada ancaman pandemi flu babi. Australia kini bahkan telah menghapuskan pengadaan thermal scanner (pengukur suhu tubuh) di bandara. Singapura bahkan tidak lagi memberikan obat jenis oseltamifir merek Tamiflu pada pasien flu babi dengan gejala ringan. Amerika Serikat bahkan memilih kebijakan untuk tidak lagi memberikan Tamiflu pada suspek dan pasien positif (confirm) flu babi. Pasalnya, virus H1N1 telah resisten (kebal) pada Tamiflu.
Kendati WHO menyatakan penyakit flu babi tidak lebih berbahaya dari flu biasa, Departemen Kesehatan memutuskan untuk tetap memperketat penjaringan pencegahan masuknya flu babi agar tidak cepat merembet lebih banyak ke Indonesia.
Melihat tingkat penyebaran flu babi yang demikian cepat, tampaknya masyarakat Indonesia tidak terhindarkan dari ancaman ini. Melihat fakta yang ada nantinya secara psikologis dan biologis masyarakat harus siap menerima dan menghadapinya. Kepanikan yang berlebihan seharusnya semakin berkurang karena bahaya flu babi hampir sama dengan flu biasa. Kekawatiran yang berlebihan akan menghilang karena nantinya sulit dihindari bahwa flu babi akan berdampingan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Kecemasan terhadap flu babi akan sirna karena penyakit ini 95% tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, tidak memerlukan pengobatan khusus dan ancaman kematiannya tidak jauh berbeda dengan flu biasa.
Meskipun flu babi nantinya akan mirip flu biasa, pencegahan yang baik harus tetap dilakukan. Pencegahan flu babi seperti pencegahan Influenza pada umumnya meliputi peningkatan higiena, sanitasi dan perilaku hidup bersih diri sendiri. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk pencegahan flu babi. Vaksin yang biasa digunakan untuk influenza pada permulaan flu musiman tidak efektif untuk strain virus ini. Perilaku utama yang dapat mencegah penyebaran virus influaenza adalah melakukan cuci tangan sesering mungkin. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir beberapa kali dalam sehari. Keringkan tangan setelah dicuci. Jika tidak ada air, bisa menggunakan bahan pencuci tangan dari alkohol. Pemakaian masker paling tidak dapat mengurangi resiko penularan melalui udara.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit ini sama seperti flu biasa, diantaranya adalah bronkitis, pnemoni (infeksi paru), infeksi telinga, sinusitis dan kematian. Komplikasi berat yang terjadi atau ancaman jiwa jiwa bisa terjadi pada kasus tertentu terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh yang rendah atau buruk. Sehingga seseorang dengan daya tahan tubuh yang rentan harus lebih waspada. Diantaranya adalah penderita bronkitis, asma dan alergi, penderita yang mudah terserang flu, pernah mempunyai riwayat infeksi telinga, pnemonia atau sesak. Penderita dengan tingkat kekebalan yang sangat buruk seperti penderita HIV, malnutrisi atau gizi buruk, penderita kelainan jantung bawaan, penyakit kanker dan kelainan darah.
Laporan terakhir di Amerika Serikat menunjukkan penderita obesitas mempunyai resiko terjadi komplikasi lebih besar. Pada ibu hamil dan anak usia di bawah lima tahun khususnya dibawah usia 3 bulan sangat rentan daya tahan tubuhnya harus lebih waspada. Sehingga pemberian ASI ekslusif sangat relevan untuk mencegah terjadi infeksi ini terutama pada bayi di bawah usia 6 bulan. Selain itu resiko tingkat kematian lebih tinggi terjadi pada negara yang sarana layanan kesehatannya belum terlalu baik.
Melihat berbagai keadaan tersebut komplikasi atau ancaman jiwa sebenarnya hampir mendekati flu biasa. Keadaan tersebut dapat dihindari bila pada penderita dengan resiko tinggi tersebut harus segera mendapatkan perawatan segera di rumah sakit. Bila terjadi komplikasi yang berat seperti sesak, kejang atau penurunan kesadaran hendaknya dilakukan perawatan di rumah sakit yang sarananya lebih lengkap.
Dalam menghadapi flu babi kepanikan dan kekawatiran yang berlebihan tampaknya tidak harus dilakukan. Namun meskipun penyakit flu babi tidak seberbahaya yang kita duga selama ini tetap jangan diremehkan. Kewaspadaan dan pencegahan yang baik tampaknya adalah upaya yang dapat dilakuan dalam menghadapi ancaman flu babi yang tidak dapat dielakkan.
Dr. Widodo Judarwanto, SpA, Rumah Sakit Bunda Jakarta, Jl teuku Cikditiro 28 jakarta Pusat
Kepanikan terhadap ancaman flu babi saat ini sangat wajar terjadi. Kepanikan mulai tampak, setiap hari dilaporkan oleh berbagai media tentang laporan dari berbagai kota dan berbagai rumah sakit tentang penderita yang dicurigai sebagai flu babi. Ketakutan itu juga melanda seluruh dunia. Terdapat kasus di suatu negara, terdapat satu penumpang sebuah pesawat yang mengalami demam seluruh penumpang di pesawat dikarantina selama seminggu. Pada kasus lain, ditemukan seseorang yang dicurigai flu babi di sebuah hotel, yang menyebabkan seluruh orang di hotel tersebut harus diisolasi. Banyak sekali laporan serupa yang menceritakan kepanikan terhadap ancaman flu babi dari berbagai belahan dunia.
Saat ini Departemen Kesehatan telah menyatakan dalam di Indonesia dalam keadaan status KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk kasus penyakit Flu babi. Selanjutnya tidak bisa dihindari siapapun penyebaran penyakit ini tampaknya akan seperti flu biasa. Melihat karakteristik penyebarannya dalam suatu dekade tertentu perlahan tapi pasti penyakit ini akan menyatu dengan kehidupan msyarakat sehari-hari. Kepanikan dan beban psikologis masyarakat akan secara perlahan mencair begitu flu babi akan semakin sering masuk di telinga. Bukanlah hal yang mustahil nantinya flu babi akan mudah dijumpai di lingkungan masyarakat baik di mall, pasar, kantor, sekolah bahkan di rumah. Saat ini mungkin banyak rumah sakit enggan merawat penderita flu babi. Bahkan depkes telah menunjuk RS yang merawat flu babi hanya beberapa rumah sakit khusus. Nantinya mungkin adalah hal yang biasa setiap rumah sakit atau puskesmas akan mempunyai dan merawat kasus flu babi. Saat ini begitu mendengar orang terkena flu babi akan diasingkan seperti penyakit paling berbahaya di dunia. Karena takutnya bahkan untuk memeriksa sampel darah penderita yang dicurigai flu babi, pemeriksa dari dinas kesehatan menggunakan baju ala astronot. Tetapi nantinya masyarakat akan terbiasa dan tidak menyadari bahwa flu yang baru dialami adalah flu babi.
Flu babi merupakan penyakit saluran napas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Pada manusia, tanda dan gejala flu babi secara umum sama dengan influenza atau flu biasa. Gejala yang terjadi meliputi demam disertai menggigil, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot dan tulang, sakit kepala, menggigil dan lemas atau letih.
Peningkatan kasus flu babi di Indonesia tampaknya sulit dibendung lagi. Bahkan WHO yang sebelumnya dengan segala daya upaya melakukan pencegahan akhirnya berpendapat, laju penyebaran flu babi di dunia sudah tidak mungkin lagi untuk dihentikan. Lantaran itu, lembaga kesehatan PBB tersebut menganjurkan pada sejumlah negara untuk selekasnya mengurangi sedikit demi sedikit kebijakan pencegahan yang super ketat. Disamping itu, WHO juga melihat, tingkat kematian (mortality rate) flu babi sangat rendah, hanya 0,4%. Bandingkan dengan flu burung yang tingkat kematiannya mencapai 80%. Bisa diartikan, tingkat bahaya flu babi sejatinya setera dengan flu musiman (seasonal flu) biasa dan jauh lebih ringan dibandingkan flu burung.Sejumlah Negara mulai mengendurkan kewaspadan pada ancaman pandemi flu babi. Australia kini bahkan telah menghapuskan pengadaan thermal scanner (pengukur suhu tubuh) di bandara. Singapura bahkan tidak lagi memberikan obat jenis oseltamifir merek Tamiflu pada pasien flu babi dengan gejala ringan. Amerika Serikat bahkan memilih kebijakan untuk tidak lagi memberikan Tamiflu pada suspek dan pasien positif (confirm) flu babi. Pasalnya, virus H1N1 telah resisten (kebal) pada Tamiflu.
Kendati WHO menyatakan penyakit flu babi tidak lebih berbahaya dari flu biasa, Departemen Kesehatan memutuskan untuk tetap memperketat penjaringan pencegahan masuknya flu babi agar tidak cepat merembet lebih banyak ke Indonesia.
Melihat tingkat penyebaran flu babi yang demikian cepat, tampaknya masyarakat Indonesia tidak terhindarkan dari ancaman ini. Melihat fakta yang ada nantinya secara psikologis dan biologis masyarakat harus siap menerima dan menghadapinya. Kepanikan yang berlebihan seharusnya semakin berkurang karena bahaya flu babi hampir sama dengan flu biasa. Kekawatiran yang berlebihan akan menghilang karena nantinya sulit dihindari bahwa flu babi akan berdampingan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Kecemasan terhadap flu babi akan sirna karena penyakit ini 95% tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, tidak memerlukan pengobatan khusus dan ancaman kematiannya tidak jauh berbeda dengan flu biasa.
Meskipun flu babi nantinya akan mirip flu biasa, pencegahan yang baik harus tetap dilakukan. Pencegahan flu babi seperti pencegahan Influenza pada umumnya meliputi peningkatan higiena, sanitasi dan perilaku hidup bersih diri sendiri. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk pencegahan flu babi. Vaksin yang biasa digunakan untuk influenza pada permulaan flu musiman tidak efektif untuk strain virus ini. Perilaku utama yang dapat mencegah penyebaran virus influaenza adalah melakukan cuci tangan sesering mungkin. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir beberapa kali dalam sehari. Keringkan tangan setelah dicuci. Jika tidak ada air, bisa menggunakan bahan pencuci tangan dari alkohol. Pemakaian masker paling tidak dapat mengurangi resiko penularan melalui udara.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit ini sama seperti flu biasa, diantaranya adalah bronkitis, pnemoni (infeksi paru), infeksi telinga, sinusitis dan kematian. Komplikasi berat yang terjadi atau ancaman jiwa jiwa bisa terjadi pada kasus tertentu terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh yang rendah atau buruk. Sehingga seseorang dengan daya tahan tubuh yang rentan harus lebih waspada. Diantaranya adalah penderita bronkitis, asma dan alergi, penderita yang mudah terserang flu, pernah mempunyai riwayat infeksi telinga, pnemonia atau sesak. Penderita dengan tingkat kekebalan yang sangat buruk seperti penderita HIV, malnutrisi atau gizi buruk, penderita kelainan jantung bawaan, penyakit kanker dan kelainan darah.
Laporan terakhir di Amerika Serikat menunjukkan penderita obesitas mempunyai resiko terjadi komplikasi lebih besar. Pada ibu hamil dan anak usia di bawah lima tahun khususnya dibawah usia 3 bulan sangat rentan daya tahan tubuhnya harus lebih waspada. Sehingga pemberian ASI ekslusif sangat relevan untuk mencegah terjadi infeksi ini terutama pada bayi di bawah usia 6 bulan. Selain itu resiko tingkat kematian lebih tinggi terjadi pada negara yang sarana layanan kesehatannya belum terlalu baik.
Melihat berbagai keadaan tersebut komplikasi atau ancaman jiwa sebenarnya hampir mendekati flu biasa. Keadaan tersebut dapat dihindari bila pada penderita dengan resiko tinggi tersebut harus segera mendapatkan perawatan segera di rumah sakit. Bila terjadi komplikasi yang berat seperti sesak, kejang atau penurunan kesadaran hendaknya dilakukan perawatan di rumah sakit yang sarananya lebih lengkap.
Dalam menghadapi flu babi kepanikan dan kekawatiran yang berlebihan tampaknya tidak harus dilakukan. Namun meskipun penyakit flu babi tidak seberbahaya yang kita duga selama ini tetap jangan diremehkan. Kewaspadaan dan pencegahan yang baik tampaknya adalah upaya yang dapat dilakuan dalam menghadapi ancaman flu babi yang tidak dapat dielakkan.
Dr. Widodo Judarwanto, SpA, Rumah Sakit Bunda Jakarta, Jl teuku Cikditiro 28 jakarta Pusat
FLU BURUNG
Cakar Maut Flu Burung
KERAP kecolongan dalam menangani penyakit berbahaya tak membuat para pejabat kita lebih waspada. Saat virus flu burung alias Avian influenza menyerang jutaan unggas di berbagai daerah pada awal tahun lalu, pembasmian tidak dilakukan maksimal. Kini mereka baru tergopoh-gopoh menyusun seribu rencana setelah virus maut ini semakin menyebar dan akhirnya merenggut jiwa manusia.
Kabar duka itu tersiar dari Tangerang, Banten. Iwan Siswara Rafei, 37 tahun, seorang warga Serpong, tiba-tiba tewas setelah mengalami flu berat dan demam. Kematian yang mencurigakan karena empat hari sebelumnya anak bungsunya yang menderita sakit yang sama juga meninggal. Hanya berselang sehari setelah Iwan berpulang, anaknya yang kedua pun menyusul.
Sesudah melakukan penelitian, Menteri Kesehatan Siti Fadhilah Supari melontarkan kecurigaan: mereka terkena virus flu burung. Kontroversi terjadi karena pada waktu yang berimpitan, Menteri Pertanian Anton Apriantono tetap berkeyakinan virus H5N1 yang menyerang unggas di Indonesia tidak berbahaya bagi manusia. Buktinya, ada orang Sulawesi Selatan yang positif terkena virus ini sampai kini masih segar-bugar.
Keyakinan itu ternyata keliru. Khalayak terhenyak ketika hasil uji di laboratorium rujukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Hong Kong diumumkan pekan lalu. Terbukti Iwan dan anaknya positif terkena H5N1, subtipe virus flu burung yang ganas. Inilah pertama kali korban manusia yang meninggal karena virus flu burung ditemukan di Indonesia. Sebelumnya virus ini telah membunuh 6 orang di Hong Kong pada 1997, kemudian menyebar ke negara Asia lainnya. Di Vietnam mematikan 14 orang pada 2004, dan di Thailand menyebabkan 5 orang meninggal pada tahun yang sama.
Jika sang Menteri saja semula kurang yakin tentang bahaya virus maut itu bagi manusia, bisa dibayangkan bagaimana keseriusannya melakukan pencegahan selama ini. Di atas kertas, memang tidak ada kemajuan. Data Departemen Pertanian menyebut, sampai Februari 2004 flu burung telah mematikan sekitar 6,2 juta unggas di 80 kabupaten yang tersebar di 11 provinsi. Kini wabah ini justru merebak ke 132 kabupaten/kota di 21 provinsi, dan total unggas yang mati bertambah menjadi 9,5 juta ekor.
Bukan berarti tidak ada upaya yang dilakukan. Sebuah pedoman tentang pemberantasan flu burung telah dikeluarkan oleh Dirjen Bina Produksi Peternakan pada Februari 2004. Petunjuknya lengkap, mulai dari karantina hewan yang terkena virus, vaksinasi, pemusnahan, sampai urusan penyadaran masyarakat. Hanya pelaksanaannya yang kurang serius, dan juga kurang dana. Karena tak mendapat pasokan, banyak peternak membeli vaksin tak resmi yang terkadang palsu.
Pernyataan menteri yang berbeda nada juga menggambarkan tidak adanya koordinasi yang rapi dalam mengatasi flu burung. Belum lagi soal anggaran. Setelah Iwan dan dua anaknya meninggal, barulah pemerintah mencari dana untuk mengatasi wabah itu. Padahal flu burung telah meluas tahun lalu. Menteri Pertanian akhirnya memakai separuh anggaran tanggap darurat sebesar Rp 104 miliar, yang semula untuk membeli bibit tanaman dan ternak serta menangani bencana.
Kini pemerintah baru tergerak pula meneliti penyebaran flu burung ke Indonesia. Diduga virus H5N1 ditebarkan oleh rombongan burung yang bermigrasi dari Australia ke daratan Asia dan sebaliknya. Burung-burung liar yang suka beristirahat di pesisir Indramayu dan Cirebon itu sering ditangkap penduduk untuk dijual. Selama ini juga tidak ada larangan atau peringatan dari pemerintah kepada masyarakat agar mewaspadai burung-burung penebar maut itu.
Seabrek pekerjaan rumah yang tertunda membuat upaya pembasmian flu burung sekarang bertambah berat. Apalagi pemerintah juga harus mengungkap teka-teki, dari mana sebenarnya Iwan dan anaknya tertular virus itu. Mengungkap misteri ini amat penting agar mata rantai penularan bisa diputus segera.
Seharusnya pula pemerintah melakukan langkah pemusnahan ternak yang terbukti mengidap virus flu burung sejak dini. Sejak April lalu di Tangerang terdapat peternakan babi yang dipastikan terkena flu burung. Tapi baru sekarang upaya pemusnahan dilakukan, termasuk terhadap unggas dalam radius tiga kilometer dari peternakan itu. Untuk menghindari kesalahan yang sama, aksi pemusnahan mesti segera dilakukan pula terhadap sejumlah peternakan di daerah lain yang berstatus "tertular" seperti di sejumlah kabupaten di Sumatera Utara.
Pemerintah juga perlu membuka semua kasus flu burung di pelosok mana pun di negeri ini. Sebab, sikap menutup diri justru akan mengundang bahaya lebih besar. Ini pernah dilakukan Cina saat diserang sindrom pernapasan akut parah (SARS). Akibatnya fatal, karena virus dibiarkan menyebar ke negara lain. Menangani flu burung pun mesti dilakukan dengan terbuka dan membutuhkan kerja sama dengan negara lain serta WHO, karena keganasannya mengancam seluruh umat manusia.
Sumber Tulisan: Majalah TEMPO Edisi. 22/XXXIV/25 - 31 Juli 2005
Sumber :
http://www.pdat.co.id/hg/opinions_pdat/2005/07/27/opn,20050727-01,id.html
Sumber Gambar:
http://www.peterkuper.com/stock_jpgs_j/images/Avian%20Flu_j.jpg
Pengobatan Flu Burung
Penanganan flu burung dapat dilakukan dengan pengobatan atau pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI.
Jenis obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2, pertama adalah obat seperti amantadine dan rimantadine yaitu ion channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion channel dari virus flu jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat diblok dan virus tidak dapat berkembang biak.
Sayang sekali bahwa jenis obat yang pertama ini dapat memicu tingkat resistensi virus terhadap zat obat, sehingga di hari ke 5 hingga ke 7 setelah konsumsi obat, 16-35% dari virus akan resisten karena adanya mutasi pada protein M2 pada virus. Oleh karena itu, obat jenis ini tidak dijual bebas di sembarang apotik, meskipun dengan pemberian resep dokter, karena dikhawatirkan kesalahan pemberian obat dapat menimbulkan munculnya jenis virus baru yang lebih ganas dan kebal terhadap obat ini.
Jenis obat yang kedua adalah Neurimidase (NA) inhibitor, jenis seperti Zanamivir dan Oseltamivir, dengan protein NA-nya yang berfungsi melepaskan virus yang bereplikasi di dalam sel, sehingga virus tidak dapat keluar dari dalam sel. Virus ini nantinya akan menempel di permukaan sel saja dan tidak akan pindah ke sel yang lain. Jenis obat yang kedua ini tidak menimbulkan resisten pada tubuh virus seperti jenis pada ion channel blocker.
Hingga sekarang peneliti telah berusaha keras untuk menciptakan jenis vaksin yang dapat mengantisipasi pandemik virus H5N1, namun karena virus ini selalu bermutasi maka dirasa penciptaan vaksin yang efektif tidak dapat cukup kuat melawan jenis virus H5N1 yang sekarang walaupun dirasa dapat efektif untuk mengantisipasi jenis baru yang akan muncul.
Walaupun penelitian vaksin jenis baru sedang digalakkan, WHO mengatakan bahwa percobaan klinis virus jenis pertama haruslah tetap dilakukan sebagai langkah yang esensial untuk mengatasi pandemik yang mungkin akan terjadi.Walaupun begitu, alangkah lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan dan melakukan beberapa tindakan yang benar untuk mengantisipasi serangan flu burung. Tak perlu panik dan berlebih, hanya perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
2. Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar
3. Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan
4. Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
5. Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.
6. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.
Yang paling penting adalah :
Menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi kontak penyebaran virus
Segera memusnahkan unggas yang mati mendadak dan unggas yang jatuh sakit utnuk memutus rantai penularan flu burung, dan jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.
Laporkan kejadian flu burung ke Pos Komando Pengendalian Flu Burung di nomor 021-4257125 atau dinas peternakan-perikanan dan dinas kesehatan daerah tempat tinggal anda.
Sumber :
http://fluburung.org/pengobatan-flu-burung.asp
Sumber Gambar:
http://www-jmg.ch.cam.ac.uk/data/molecules/misc/tamiflu.gif
http://www.drug3k.com/img2/tamiflu_11416_4_(big)_.jpg
. PENDAHULUAN
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.
Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor).
Kehebohan itu bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal. Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.
Bila kita bandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Penyakit flu burung ini lebih sedikit kasusnya hanya 25 kasus di seluruh dunia dan yang meninggal mencapai 19 orang (CFR=76%). Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098 kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR = 9,6%).
Berdasarkan hasil penelitian sementara (serosurvei) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Dirjen P2MPLP, Depkes RI pada tanggal 1-3 Februari di sejumlah wilayah Indonesia ( di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten dan Kabupaten Tabanan & Karang Asem Bali) belum ditemukan adanya kasus flu burung pada manusia.
Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu burung di Indonesia, tetapi harus tetap waspada, terutama bagi kelompok yang beresiko karena kita tidak bisa memungkiri bahwa virus ini di negara lain telah menginfeksi manusia.
II. EPIDEMIOLOGI
1. Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N) . Kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.
Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N98. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 �C dan lebih dari 30 hari pada 0 �C. Virus akan mati pada pemanasan 60 �C selama 30 menit atau 56 �C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodin.
2. Gejala
Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
a. Gejala pada unggas
- Jengger berwarna biru
- Borok di kaki
- Kematian mendadak
b. Gejala pada manusia
- Demam (suhu badan diatas 38 �C)
- Batuk dan nyeri tenggorokan
- Radang saluran pernapasan atas
- Pneumonia
- Infeksi mata
- Nyeri otot
3. Masa Inkubasi
- Pada Unggas : 1 minggu
- Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .
4. Penularan
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas kemanusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya.
5. Penyebaran
Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain:
� Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu burung.
� Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian.
� Pada tahun 2003, di Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A (H5N1) dan satu orang meninggal.
� Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal.
� Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19) dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand, 14 di Vietnam)
III. PENCEGAHAN
a. Pada Unggas:
1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
2. Vaksinasi pada unggas yang sehat
b. Pada Manusia :
1.Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.
c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).
d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f. Imunisasi.
2.Masyarakat umum
a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.
b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
- Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya)
- Memasak daging ayam sampai dengan suhu � 800 �C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu � 640 �C selama 4,5 menit.
IV. PENGOBATAN
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah.
1) Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2) Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
3) Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
4) Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
V. KEBIJAKAN PEMERINTAH
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Memberikan konpensasi bagi peternakan rakyat selama 6 bulan dari 29 Januari � 30 Juli 2004 berupa DOC dan Pakan.
b. Memusnahkan semua unggas yang terserang flu burung dengan cara dibakar.
c. Mengadakan vaksinasi bagi ayam atau ternak unggas yang masih sehat.
d. Melakukan tindakan biosekuriti (pengawasan secara ketat terhadap lalu-lintas unggas produk unggas dan limbah peternakan unggas) untuk daerah yang bebas flu burung.
VI. KESIMPULAN
1. Penyebab flu burung di Indonesia adalah virus influenza tipe A subtipe H5N1.
2. Tingkat kematian flu burung tinggi (CFR 76%) tetapi di Indonesia belum ditemukan adanya kasus pada manusia.
3. Perlu kewaspadaan pada kelompok berisiko tinggi (pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya), dengan memperhatikan cara pencegahan.
VI. SARAN
Perlu adanya penyuluhan/promosi kepada masyarakat tentang penyakit flu burung agar masyarakat tidak panik dan takut untuk mengkonsumsi produk unggas namun harus tetap waspada.
Sumber :
http://www.litbang.depkes.go.id/mask...fluburung1.htm
Sumber Gambar:
http://www.komnasfbpi.go.id/files/Flyer_Final_29_dec.jpg
KERAP kecolongan dalam menangani penyakit berbahaya tak membuat para pejabat kita lebih waspada. Saat virus flu burung alias Avian influenza menyerang jutaan unggas di berbagai daerah pada awal tahun lalu, pembasmian tidak dilakukan maksimal. Kini mereka baru tergopoh-gopoh menyusun seribu rencana setelah virus maut ini semakin menyebar dan akhirnya merenggut jiwa manusia.
Kabar duka itu tersiar dari Tangerang, Banten. Iwan Siswara Rafei, 37 tahun, seorang warga Serpong, tiba-tiba tewas setelah mengalami flu berat dan demam. Kematian yang mencurigakan karena empat hari sebelumnya anak bungsunya yang menderita sakit yang sama juga meninggal. Hanya berselang sehari setelah Iwan berpulang, anaknya yang kedua pun menyusul.
Sesudah melakukan penelitian, Menteri Kesehatan Siti Fadhilah Supari melontarkan kecurigaan: mereka terkena virus flu burung. Kontroversi terjadi karena pada waktu yang berimpitan, Menteri Pertanian Anton Apriantono tetap berkeyakinan virus H5N1 yang menyerang unggas di Indonesia tidak berbahaya bagi manusia. Buktinya, ada orang Sulawesi Selatan yang positif terkena virus ini sampai kini masih segar-bugar.
Keyakinan itu ternyata keliru. Khalayak terhenyak ketika hasil uji di laboratorium rujukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Hong Kong diumumkan pekan lalu. Terbukti Iwan dan anaknya positif terkena H5N1, subtipe virus flu burung yang ganas. Inilah pertama kali korban manusia yang meninggal karena virus flu burung ditemukan di Indonesia. Sebelumnya virus ini telah membunuh 6 orang di Hong Kong pada 1997, kemudian menyebar ke negara Asia lainnya. Di Vietnam mematikan 14 orang pada 2004, dan di Thailand menyebabkan 5 orang meninggal pada tahun yang sama.
Jika sang Menteri saja semula kurang yakin tentang bahaya virus maut itu bagi manusia, bisa dibayangkan bagaimana keseriusannya melakukan pencegahan selama ini. Di atas kertas, memang tidak ada kemajuan. Data Departemen Pertanian menyebut, sampai Februari 2004 flu burung telah mematikan sekitar 6,2 juta unggas di 80 kabupaten yang tersebar di 11 provinsi. Kini wabah ini justru merebak ke 132 kabupaten/kota di 21 provinsi, dan total unggas yang mati bertambah menjadi 9,5 juta ekor.
Bukan berarti tidak ada upaya yang dilakukan. Sebuah pedoman tentang pemberantasan flu burung telah dikeluarkan oleh Dirjen Bina Produksi Peternakan pada Februari 2004. Petunjuknya lengkap, mulai dari karantina hewan yang terkena virus, vaksinasi, pemusnahan, sampai urusan penyadaran masyarakat. Hanya pelaksanaannya yang kurang serius, dan juga kurang dana. Karena tak mendapat pasokan, banyak peternak membeli vaksin tak resmi yang terkadang palsu.
Pernyataan menteri yang berbeda nada juga menggambarkan tidak adanya koordinasi yang rapi dalam mengatasi flu burung. Belum lagi soal anggaran. Setelah Iwan dan dua anaknya meninggal, barulah pemerintah mencari dana untuk mengatasi wabah itu. Padahal flu burung telah meluas tahun lalu. Menteri Pertanian akhirnya memakai separuh anggaran tanggap darurat sebesar Rp 104 miliar, yang semula untuk membeli bibit tanaman dan ternak serta menangani bencana.
Kini pemerintah baru tergerak pula meneliti penyebaran flu burung ke Indonesia. Diduga virus H5N1 ditebarkan oleh rombongan burung yang bermigrasi dari Australia ke daratan Asia dan sebaliknya. Burung-burung liar yang suka beristirahat di pesisir Indramayu dan Cirebon itu sering ditangkap penduduk untuk dijual. Selama ini juga tidak ada larangan atau peringatan dari pemerintah kepada masyarakat agar mewaspadai burung-burung penebar maut itu.
Seabrek pekerjaan rumah yang tertunda membuat upaya pembasmian flu burung sekarang bertambah berat. Apalagi pemerintah juga harus mengungkap teka-teki, dari mana sebenarnya Iwan dan anaknya tertular virus itu. Mengungkap misteri ini amat penting agar mata rantai penularan bisa diputus segera.
Seharusnya pula pemerintah melakukan langkah pemusnahan ternak yang terbukti mengidap virus flu burung sejak dini. Sejak April lalu di Tangerang terdapat peternakan babi yang dipastikan terkena flu burung. Tapi baru sekarang upaya pemusnahan dilakukan, termasuk terhadap unggas dalam radius tiga kilometer dari peternakan itu. Untuk menghindari kesalahan yang sama, aksi pemusnahan mesti segera dilakukan pula terhadap sejumlah peternakan di daerah lain yang berstatus "tertular" seperti di sejumlah kabupaten di Sumatera Utara.
Pemerintah juga perlu membuka semua kasus flu burung di pelosok mana pun di negeri ini. Sebab, sikap menutup diri justru akan mengundang bahaya lebih besar. Ini pernah dilakukan Cina saat diserang sindrom pernapasan akut parah (SARS). Akibatnya fatal, karena virus dibiarkan menyebar ke negara lain. Menangani flu burung pun mesti dilakukan dengan terbuka dan membutuhkan kerja sama dengan negara lain serta WHO, karena keganasannya mengancam seluruh umat manusia.
Sumber Tulisan: Majalah TEMPO Edisi. 22/XXXIV/25 - 31 Juli 2005
Sumber :
http://www.pdat.co.id/hg/opinions_pdat/2005/07/27/opn,20050727-01,id.html
Sumber Gambar:
http://www.peterkuper.com/stock_jpgs_j/images/Avian%20Flu_j.jpg
Pengobatan Flu Burung
Jenis obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2, pertama adalah obat seperti amantadine dan rimantadine yaitu ion channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion channel dari virus flu jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat diblok dan virus tidak dapat berkembang biak.
Sayang sekali bahwa jenis obat yang pertama ini dapat memicu tingkat resistensi virus terhadap zat obat, sehingga di hari ke 5 hingga ke 7 setelah konsumsi obat, 16-35% dari virus akan resisten karena adanya mutasi pada protein M2 pada virus. Oleh karena itu, obat jenis ini tidak dijual bebas di sembarang apotik, meskipun dengan pemberian resep dokter, karena dikhawatirkan kesalahan pemberian obat dapat menimbulkan munculnya jenis virus baru yang lebih ganas dan kebal terhadap obat ini.
Jenis obat yang kedua adalah Neurimidase (NA) inhibitor, jenis seperti Zanamivir dan Oseltamivir, dengan protein NA-nya yang berfungsi melepaskan virus yang bereplikasi di dalam sel, sehingga virus tidak dapat keluar dari dalam sel. Virus ini nantinya akan menempel di permukaan sel saja dan tidak akan pindah ke sel yang lain. Jenis obat yang kedua ini tidak menimbulkan resisten pada tubuh virus seperti jenis pada ion channel blocker.
Hingga sekarang peneliti telah berusaha keras untuk menciptakan jenis vaksin yang dapat mengantisipasi pandemik virus H5N1, namun karena virus ini selalu bermutasi maka dirasa penciptaan vaksin yang efektif tidak dapat cukup kuat melawan jenis virus H5N1 yang sekarang walaupun dirasa dapat efektif untuk mengantisipasi jenis baru yang akan muncul.
Walaupun penelitian vaksin jenis baru sedang digalakkan, WHO mengatakan bahwa percobaan klinis virus jenis pertama haruslah tetap dilakukan sebagai langkah yang esensial untuk mengatasi pandemik yang mungkin akan terjadi.Walaupun begitu, alangkah lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan dan melakukan beberapa tindakan yang benar untuk mengantisipasi serangan flu burung. Tak perlu panik dan berlebih, hanya perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
2. Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar
3. Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan
4. Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
5. Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.
6. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.
Yang paling penting adalah :
Menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi kontak penyebaran virus
Segera memusnahkan unggas yang mati mendadak dan unggas yang jatuh sakit utnuk memutus rantai penularan flu burung, dan jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.
Laporkan kejadian flu burung ke Pos Komando Pengendalian Flu Burung di nomor 021-4257125 atau dinas peternakan-perikanan dan dinas kesehatan daerah tempat tinggal anda.
Sumber :
http://fluburung.org/pengobatan-flu-burung.asp
Sumber Gambar:
http://www-jmg.ch.cam.ac.uk/data/molecules/misc/tamiflu.gif
http://www.drug3k.com/img2/tamiflu_11416_4_(big)_.jpg
. PENDAHULUAN
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.
Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor).
Kehebohan itu bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal. Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.
Bila kita bandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Penyakit flu burung ini lebih sedikit kasusnya hanya 25 kasus di seluruh dunia dan yang meninggal mencapai 19 orang (CFR=76%). Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098 kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR = 9,6%).
Berdasarkan hasil penelitian sementara (serosurvei) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Dirjen P2MPLP, Depkes RI pada tanggal 1-3 Februari di sejumlah wilayah Indonesia ( di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten dan Kabupaten Tabanan & Karang Asem Bali) belum ditemukan adanya kasus flu burung pada manusia.
Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu burung di Indonesia, tetapi harus tetap waspada, terutama bagi kelompok yang beresiko karena kita tidak bisa memungkiri bahwa virus ini di negara lain telah menginfeksi manusia.
II. EPIDEMIOLOGI
1. Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N) . Kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.
Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N98. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 �C dan lebih dari 30 hari pada 0 �C. Virus akan mati pada pemanasan 60 �C selama 30 menit atau 56 �C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodin.
2. Gejala
Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
a. Gejala pada unggas
- Jengger berwarna biru
- Borok di kaki
- Kematian mendadak
b. Gejala pada manusia
- Demam (suhu badan diatas 38 �C)
- Batuk dan nyeri tenggorokan
- Radang saluran pernapasan atas
- Pneumonia
- Infeksi mata
- Nyeri otot
3. Masa Inkubasi
- Pada Unggas : 1 minggu
- Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .
4. Penularan
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas kemanusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya.
5. Penyebaran
Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain:
� Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu burung.
� Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian.
� Pada tahun 2003, di Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A (H5N1) dan satu orang meninggal.
� Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal.
� Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19) dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand, 14 di Vietnam)
III. PENCEGAHAN
a. Pada Unggas:
1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
2. Vaksinasi pada unggas yang sehat
b. Pada Manusia :
1.Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.
c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).
d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f. Imunisasi.
2.Masyarakat umum
a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.
b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
- Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya)
- Memasak daging ayam sampai dengan suhu � 800 �C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu � 640 �C selama 4,5 menit.
IV. PENGOBATAN
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah.
1) Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
2) Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
3) Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
4) Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
V. KEBIJAKAN PEMERINTAH
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Memberikan konpensasi bagi peternakan rakyat selama 6 bulan dari 29 Januari � 30 Juli 2004 berupa DOC dan Pakan.
b. Memusnahkan semua unggas yang terserang flu burung dengan cara dibakar.
c. Mengadakan vaksinasi bagi ayam atau ternak unggas yang masih sehat.
d. Melakukan tindakan biosekuriti (pengawasan secara ketat terhadap lalu-lintas unggas produk unggas dan limbah peternakan unggas) untuk daerah yang bebas flu burung.
VI. KESIMPULAN
1. Penyebab flu burung di Indonesia adalah virus influenza tipe A subtipe H5N1.
2. Tingkat kematian flu burung tinggi (CFR 76%) tetapi di Indonesia belum ditemukan adanya kasus pada manusia.
3. Perlu kewaspadaan pada kelompok berisiko tinggi (pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya), dengan memperhatikan cara pencegahan.
VI. SARAN
Perlu adanya penyuluhan/promosi kepada masyarakat tentang penyakit flu burung agar masyarakat tidak panik dan takut untuk mengkonsumsi produk unggas namun harus tetap waspada.
Sumber :
http://www.litbang.depkes.go.id/mask...fluburung1.htm
Sumber Gambar:
http://www.komnasfbpi.go.id/files/Flyer_Final_29_dec.jpg
Minggu, 06 Desember 2009
Kanker Paru Paru
Tentang Kanker
Anak-anak yang lahir tahun 1985, diperkirakan sepertiganya akan pernah menderita kanker, dan kira-kira seperempatnya akan meninggal karena kanker. Kita semua memiliki keluarga atau teman yang mengidap kanker. Tabel berikut memaparkan jumlah pengidap kanker di US tahun 1993.
Jumlah Penderita Jumlah
Kematian Persen Kematian
dari Seluruh
Kanker
Paru-Paru 170 000 149 000 28%
Usus Besar 152 000 57 000 11%
Payudara 183 000 46 300 9%
Leukemia 93 000 50 000 9%
Prostat 165 000 35 000 7%
Kanker pembunuh terbesar, yaitu kanker paru-paru, membunuh hampir 90% penderitanya, atau hampir 30% dari seluruh kematian akibat kanker. Namun sesungguhnya justru kanker paru-parulah yang paling mudah dicegah. Surver dalam beberapa dekade menunjukkan bahwa satu-satunya penyebab mayoritas kanker paru-paru adalah asap rokok.
Karsinogen
Zat-zat karsinogen (pemicu kanker) yang terkandung pada rokok adalah:
vinyl chloride
benzo (a) pyrenes
nitroso-nor-nicotine
Satu-satunya zat yang lebih berbahaya daripada asap rokok dalam memicu kanker paru-paru adalah zat-zat radioaktif. Itu pun jika dimakan atau dihidap dalam kadar yang cukup.
Efek Kanker Paru-Paru
Gambar di bawah menunjukkan paru-paru yang dirusak oleh kanker. Gambar di kanan (diperbesar) menunjukkan alveoli yang terkena kanker.
Kematian umumnya bukan terjadi karena kesulitan bernafas yang diakibatkan oleh membesarnya kanker, tetapi karena posisi paru-paru dalam sistem peredaran darah menjadikan kanker mudah menyebar ke seluruh tubuh. Penyebaran metastase ke arah otak dan bagian kritis lainnya lah yang mengakibatkan kematian itu. 90% penderita meninggal dalam 3 tahun setelah diagnosis.
Korelasi Dengan Rokok
Industri rokok menganggap bahwa kaitan antara jumlah penderita kanker paru-paru dengan tingginya konsumsi rokok hanay merupakan kebetulan. Namun grafik-grafik di bawah, dari berbagai penelitian menunjukkan korelasi yang sangat positif dan sangat konsisten bahwa satu-satunya penyebab kanker paru-paru secara umum adalah konsumsi rokok
Anak-anak yang lahir tahun 1985, diperkirakan sepertiganya akan pernah menderita kanker, dan kira-kira seperempatnya akan meninggal karena kanker. Kita semua memiliki keluarga atau teman yang mengidap kanker. Tabel berikut memaparkan jumlah pengidap kanker di US tahun 1993.
Jumlah Penderita Jumlah
Kematian Persen Kematian
dari Seluruh
Kanker
Paru-Paru 170 000 149 000 28%
Usus Besar 152 000 57 000 11%
Payudara 183 000 46 300 9%
Leukemia 93 000 50 000 9%
Prostat 165 000 35 000 7%
Kanker pembunuh terbesar, yaitu kanker paru-paru, membunuh hampir 90% penderitanya, atau hampir 30% dari seluruh kematian akibat kanker. Namun sesungguhnya justru kanker paru-parulah yang paling mudah dicegah. Surver dalam beberapa dekade menunjukkan bahwa satu-satunya penyebab mayoritas kanker paru-paru adalah asap rokok.
Karsinogen
Zat-zat karsinogen (pemicu kanker) yang terkandung pada rokok adalah:
vinyl chloride
benzo (a) pyrenes
nitroso-nor-nicotine
Satu-satunya zat yang lebih berbahaya daripada asap rokok dalam memicu kanker paru-paru adalah zat-zat radioaktif. Itu pun jika dimakan atau dihidap dalam kadar yang cukup.
Efek Kanker Paru-Paru
Gambar di bawah menunjukkan paru-paru yang dirusak oleh kanker. Gambar di kanan (diperbesar) menunjukkan alveoli yang terkena kanker.
Kematian umumnya bukan terjadi karena kesulitan bernafas yang diakibatkan oleh membesarnya kanker, tetapi karena posisi paru-paru dalam sistem peredaran darah menjadikan kanker mudah menyebar ke seluruh tubuh. Penyebaran metastase ke arah otak dan bagian kritis lainnya lah yang mengakibatkan kematian itu. 90% penderita meninggal dalam 3 tahun setelah diagnosis.
Korelasi Dengan Rokok
Industri rokok menganggap bahwa kaitan antara jumlah penderita kanker paru-paru dengan tingginya konsumsi rokok hanay merupakan kebetulan. Namun grafik-grafik di bawah, dari berbagai penelitian menunjukkan korelasi yang sangat positif dan sangat konsisten bahwa satu-satunya penyebab kanker paru-paru secara umum adalah konsumsi rokok
Kamis, 03 Desember 2009
Penyakit Kaki Gajah
http://www.infeksi.com/
Penyakit kaki gajah di kota Bekasi sudah merata. Dari 6.883 warga yang dites darahnya, sebanyak 225 orang positif terjangkit cacing penyakit kaki gajah. Bahkan 44 orang diantaranya termasuk menderita kronis dan sulit disembuhkan.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kota Bekasi dr Yonti, Jumat (5/4), penyakit kaki gajah atau FILARIASIS sudah menyebar merata di 12 kecematan yang ada di Kota Bekasi.
Adapun wilayah yang paling banyak kasus kaki gajah dengan kondisi kronis adalah kecamatan Jatisampurna dengan 8 kasus, Bekasi Utara (7), Mustika Jaya (5), Jatiasih (4), Rawalumbu (4), Pondokgede (3), Bekasi Timur (3), Pondokmelati (3), Bantargebang (3) dan Bekasi Selatan (3).
Sementara itu jika dilihat dari jumlah penderita berdasarkan kelurahan, wilayah Keluruhan Cimuning, Keceamatan Mustikajaya adalah wilayah terbanyak kasus FILARIASIS. Sebanyak emapat orang menderita filariasis kronis.
Kata Yonti, dari sekian banyak warga yan terserang penyakit kaki gajah 59 persennya (26 penderita) adalah perempuan. Sisanya atau 18 orang adalah lelaki.
Untuk kategori umur, penderita filariasis terbanyak adalah warga yang berusia 50 tahun, yaitu 16 orang dengan jumlah persentase 38 persen. Untuk usia 40-50 tahun sebanyak 15 orang (36 persen). Usia 31-40 tahun sebanyak 6 orang (14 persen), sedang usia 20-30 tahun sebanyak 4 orang (10 persen). Paling sedikir diderita warga berusia di bawah 20 tahun yakni hanya satu orang (2 persen).
Masa inkubasi penyakit kaki gajah, lanjut Yonti. Antara speuluh tahun hingga 15 tahun. Sedangkkan sebagian besar penderita FILARIASIS mengalami pembengkakan di kaki kiri.
Lebih lanjut Yonti mengatakan bahwa untuk mengetahui seseorang terserang FILARIASIS harus terlebih dahulu melalui pemeriksaan berupa survie darah jari atau pengambilan sampel darah jari. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada malam hari.
”Mulai 25 April ini kami sudah melakukan upaya pengobatan gratis di sejumlah kelurahan. Hingga pertengahan Mei sedikitnya ada 35 kelurahan yang akan mendapatkan giliran pengobatan gratis, sisanya 13 kelurahan pengobatan gratis akan digelar pada bulan Agustus”, ujar Yonti.
Untuk pencegahan penyakit FILARIASIS warga diharapkan agar memperhatikan kebersihan di lingkungan rumahnya. Pasalnya penyakit FILARIASIS diakibatkan gigitan nyamuk yang berkembang biak di saluran air atau got dan rawa-rawa.
Keterangan sekitar penyakit kaki gajah :
<!--[if !supportLists]-->1. dinamakan kaki gajah karena daerah yang terkena akan membengkak seperti kaki gajah yang lazim disebut FILARIASIS.<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->2. Filariasis ini jenis penyakit menular yang disebabkan cacing filariasis yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->3. penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
<!--[if !supportLists]-->4. untuk mencegah terkena penyakit ini hindarilah sebisa mungkin digigit nyamuk. Maka bersihkan tempat-tempat yang menjadi sumber nyamuk, seperti got, taman, dan sebagainya. Sewaktu tidur gunakan kelambu, semprot dengan obat nyamuk.<!--[endif]-->
Penyakit kaki gajah di kota Bekasi sudah merata. Dari 6.883 warga yang dites darahnya, sebanyak 225 orang positif terjangkit cacing penyakit kaki gajah. Bahkan 44 orang diantaranya termasuk menderita kronis dan sulit disembuhkan.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kota Bekasi dr Yonti, Jumat (5/4), penyakit kaki gajah atau FILARIASIS sudah menyebar merata di 12 kecematan yang ada di Kota Bekasi.
Adapun wilayah yang paling banyak kasus kaki gajah dengan kondisi kronis adalah kecamatan Jatisampurna dengan 8 kasus, Bekasi Utara (7), Mustika Jaya (5), Jatiasih (4), Rawalumbu (4), Pondokgede (3), Bekasi Timur (3), Pondokmelati (3), Bantargebang (3) dan Bekasi Selatan (3).
Sementara itu jika dilihat dari jumlah penderita berdasarkan kelurahan, wilayah Keluruhan Cimuning, Keceamatan Mustikajaya adalah wilayah terbanyak kasus FILARIASIS. Sebanyak emapat orang menderita filariasis kronis.
Kata Yonti, dari sekian banyak warga yan terserang penyakit kaki gajah 59 persennya (26 penderita) adalah perempuan. Sisanya atau 18 orang adalah lelaki.
Untuk kategori umur, penderita filariasis terbanyak adalah warga yang berusia 50 tahun, yaitu 16 orang dengan jumlah persentase 38 persen. Untuk usia 40-50 tahun sebanyak 15 orang (36 persen). Usia 31-40 tahun sebanyak 6 orang (14 persen), sedang usia 20-30 tahun sebanyak 4 orang (10 persen). Paling sedikir diderita warga berusia di bawah 20 tahun yakni hanya satu orang (2 persen).
Masa inkubasi penyakit kaki gajah, lanjut Yonti. Antara speuluh tahun hingga 15 tahun. Sedangkkan sebagian besar penderita FILARIASIS mengalami pembengkakan di kaki kiri.
Lebih lanjut Yonti mengatakan bahwa untuk mengetahui seseorang terserang FILARIASIS harus terlebih dahulu melalui pemeriksaan berupa survie darah jari atau pengambilan sampel darah jari. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada malam hari.
”Mulai 25 April ini kami sudah melakukan upaya pengobatan gratis di sejumlah kelurahan. Hingga pertengahan Mei sedikitnya ada 35 kelurahan yang akan mendapatkan giliran pengobatan gratis, sisanya 13 kelurahan pengobatan gratis akan digelar pada bulan Agustus”, ujar Yonti.
Untuk pencegahan penyakit FILARIASIS warga diharapkan agar memperhatikan kebersihan di lingkungan rumahnya. Pasalnya penyakit FILARIASIS diakibatkan gigitan nyamuk yang berkembang biak di saluran air atau got dan rawa-rawa.
Keterangan sekitar penyakit kaki gajah :
<!--[if !supportLists]-->1. dinamakan kaki gajah karena daerah yang terkena akan membengkak seperti kaki gajah yang lazim disebut FILARIASIS.<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->2. Filariasis ini jenis penyakit menular yang disebabkan cacing filariasis yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->3. penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
<!--[if !supportLists]-->4. untuk mencegah terkena penyakit ini hindarilah sebisa mungkin digigit nyamuk. Maka bersihkan tempat-tempat yang menjadi sumber nyamuk, seperti got, taman, dan sebagainya. Sewaktu tidur gunakan kelambu, semprot dengan obat nyamuk.<!--[endif]-->
Senin, 30 November 2009
HOLITOSIS / Bau Mulut
Posted by Dokter Sehat in Gigi dan Mulut, Informasi on 11 12th, 2008
7 responses
Halitosis merupakan suatu keadaan di mana terciumnya bau mulut pada saat seseorang mengeluarkan nafas (biasanya tercium pada saat berbicara). Bau nafas yang bersifat akut, disebabkan kekeringan mulut, stress, berpuasa, makanan yang berbau khas, seperti petai, durian, bawang merah, bawang putih dan makanan lain yang biasanya mengandung senyawa sulfur. Setelah makanan di cerna senyawa sulfur tersebut diserap kedalam pembuluh darah dan di bawa oleh darah langsung ke paru-paru sehingga bau sulfur tersebut tercium pada saat mengeluarkan nafas.
Selain itu juga kebersihan mulut yang sangat kurang sempurna karena kebanyakan kita menyikat gigi hanya sekitar 40 detik, menurut literature diperlukan sedikitnya 3 menit untuk membersihkan gigi dan meng eliminasi bakteri merugikan yang berperan dalam produksi senyawa sulfur. Bau nafas pagi hari hampir pada semua orang dewasa, merupakan contoh bau nafas yang bersifat sementara (karena kekeringan mulut selama tidur). Bau nafas khronis dilaporkan menimpa 25 % populasi penduduk di berbagai macam kalangan. Keadaan ini dapat berpengaruh dalam hubungan personal atau bahkan dapat menyebabkan bencana terhadap hubungan bisnis.
Beberapa penelitian telah di lakukan untuk mengetahui bakteri-bakteri spesifik penyebab bau mulut tersebut. Di dalam mulut normal diperkirakan rata2 terdapat sekitar 400 macam bakteri dengan berbagai tipe. Meskipun penyebab bau mulut belum diketahui dengan jelas, kebanyakan dari bau tersebut berasal dari sisa makanan di dalam mulut. Masalah akan muncul bila sebagian bakteri berkembang biak atau bahkan bermutasi secara besar2an. Kebanyakan dari bakteri ini bermukim di leher gigi bersatu dengan plak dan karang gigi, juga di balik lidah karena daerah tersebut merupakan daerah yang aman dari kegiatan mulut sehari-hari. Bakteri tersebut memproduksi toxin atau racun, dengan cara menguraikan sisa makanan dan sel-sel mati yang terdapat di dalam mulut. Racun inilah yang menyebabkan bau mulut pada saat bernafas karena hasil metabolisme proses anaerob pada saat penguraian sisa makanan tersebut menghasilkan senyawa sulfide dan ammonia.
Bau mulut juga dapat di sebabkan oleh penyakit diabetes, penyakit ginjal, sinusitis, tonsillitis, kelainan fungsi pencernaan, penyakit liver, alkohol dan juga berbagai macam obat-obatan yang dapat menyebabkan kekeringan mulut.Perawatan yang dilakukan, berdasarkan penyebab bau mulut tersebut, bila perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk melihat bakteri penyebab, sebaiknya hubungi dokter gigi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Penggunaan penyegar nafas, permen karet dan obat kumur, biasanya bersifat asimptomatis dan sangat terbatas kerjanya hanya sementara saja, pada saat efek dari penyegar nafas hilang bau mulut akan kembali tercium.
by : Evy Vyati, Doctor of Dental Surgery, OMFS Surgeon(United States)
dokter sehat
Read more: http://doktersehat.com/2008/11/12/halitosis-bau-mulut/#ixzz0YOVDmGGB
7 responses
Halitosis merupakan suatu keadaan di mana terciumnya bau mulut pada saat seseorang mengeluarkan nafas (biasanya tercium pada saat berbicara). Bau nafas yang bersifat akut, disebabkan kekeringan mulut, stress, berpuasa, makanan yang berbau khas, seperti petai, durian, bawang merah, bawang putih dan makanan lain yang biasanya mengandung senyawa sulfur. Setelah makanan di cerna senyawa sulfur tersebut diserap kedalam pembuluh darah dan di bawa oleh darah langsung ke paru-paru sehingga bau sulfur tersebut tercium pada saat mengeluarkan nafas.
Selain itu juga kebersihan mulut yang sangat kurang sempurna karena kebanyakan kita menyikat gigi hanya sekitar 40 detik, menurut literature diperlukan sedikitnya 3 menit untuk membersihkan gigi dan meng eliminasi bakteri merugikan yang berperan dalam produksi senyawa sulfur. Bau nafas pagi hari hampir pada semua orang dewasa, merupakan contoh bau nafas yang bersifat sementara (karena kekeringan mulut selama tidur). Bau nafas khronis dilaporkan menimpa 25 % populasi penduduk di berbagai macam kalangan. Keadaan ini dapat berpengaruh dalam hubungan personal atau bahkan dapat menyebabkan bencana terhadap hubungan bisnis.
Beberapa penelitian telah di lakukan untuk mengetahui bakteri-bakteri spesifik penyebab bau mulut tersebut. Di dalam mulut normal diperkirakan rata2 terdapat sekitar 400 macam bakteri dengan berbagai tipe. Meskipun penyebab bau mulut belum diketahui dengan jelas, kebanyakan dari bau tersebut berasal dari sisa makanan di dalam mulut. Masalah akan muncul bila sebagian bakteri berkembang biak atau bahkan bermutasi secara besar2an. Kebanyakan dari bakteri ini bermukim di leher gigi bersatu dengan plak dan karang gigi, juga di balik lidah karena daerah tersebut merupakan daerah yang aman dari kegiatan mulut sehari-hari. Bakteri tersebut memproduksi toxin atau racun, dengan cara menguraikan sisa makanan dan sel-sel mati yang terdapat di dalam mulut. Racun inilah yang menyebabkan bau mulut pada saat bernafas karena hasil metabolisme proses anaerob pada saat penguraian sisa makanan tersebut menghasilkan senyawa sulfide dan ammonia.
Bau mulut juga dapat di sebabkan oleh penyakit diabetes, penyakit ginjal, sinusitis, tonsillitis, kelainan fungsi pencernaan, penyakit liver, alkohol dan juga berbagai macam obat-obatan yang dapat menyebabkan kekeringan mulut.Perawatan yang dilakukan, berdasarkan penyebab bau mulut tersebut, bila perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk melihat bakteri penyebab, sebaiknya hubungi dokter gigi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Penggunaan penyegar nafas, permen karet dan obat kumur, biasanya bersifat asimptomatis dan sangat terbatas kerjanya hanya sementara saja, pada saat efek dari penyegar nafas hilang bau mulut akan kembali tercium.
by : Evy Vyati, Doctor of Dental Surgery, OMFS Surgeon(United States)
dokter sehat
Read more: http://doktersehat.com/2008/11/12/halitosis-bau-mulut/#ixzz0YOVDmGGB
Seputar Chlamydia (Penyakit Kelamin), Pencegahan dan Pengobatanya
Posted by Dokter Sehat in Kehidupan Seksual, Penyakit Kelamin, Penyakit Lainnya on 11 26th, 2008
18 responses
DokterSehat – Chlamydia adalah penyakit kelamin yang banyak terjadi disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis. Biasanya tidak terdapat gejala apa-apa, walaupun begitu tetap ada gejala-gejala ringan, seperti nanah atau keputihan pada penis maupun vagina dan adanya rasa sakit setiap kali buang air kecil. Ini merupakan infeksi yang terjadi pada uretra (laki-laki) dan serviks (mulut rahim) pada perempuan. Sebagai informasi, chlamydia merupakan salah satu penyakit menular seksual yang paling umum dijumpai dan dikenal sebagai penyebab utama penyakit peradangan pada pelvis (panggul), sehingga menyebabkan infertilitas (kemandulan) pada perempuan. Bahaya kan? Jenis tertentu dari bakteri ini hanya menginfeksi serviks dan uretra, sementara jenis lainnnya dapat menyebabkan penyakit mata.
Gejala-gejala
Gejala dapat timbul dalam waktu kira-kira 3 minggu, namun gejalanya mungkin sangat ringan dan kadang luput dari perhatian. Laki-laki yang merasakan gejala saat terinfeksi penyakit ini akan mengeluarkan cairan seperti susu dari saluran kencingnya disertai rasa sakit saat buang air kecil. Sedangkan perempuan yang terinfeksi chlamydia mungkin juga akan mengalami rasa tidak nyaman saat berkemih, sebagai pertanda nyata penyakit ini mulai berkembang. Sayangnya, perempuan kadang tak menyadari terkena penyakit berbahaya ini karena dapat muncul tanpa gejala nyata. Dalam kasus ini, penularan berulang dapat terus terjadi. Chlamydia juga akan meningkatkan keluarnya kotoran dari vagina, bahkan muncul darah segar di antara siklus haid. Pendarahan yang terjadi ini bisa menjadi indikasi bahwa infeksi sudah menyebar ke uterus (rahim).
Infeksi chlamydia yang terjadi di anus dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada penderita dan sebagai imbasnya anus mengeluarkan kotoran yang abnormal. Jika tak terdeteksi dan tak diobati hal ini menyebabkan komplikasi serius pada penderita. Infeksi chlamydia yang berkelanjutan bisa menginfeksic appendix (usus halus), jantung dan hati. Risiko lainnya pada laki-laki adalah chlamydia dapat menginfeksi epididymis, yang berpotensi menyebabkan kemandulan
Bakteri Chlamydia trachomatis merupakan penyebab chlamydia. Bakteri ini hanya dapat bertahan di sel-sel hidup, yang kemudian akan dibunuhnya. Pertukaran cairan tubuh (sperma misalnya) berpotensi menjadi sarana penyebaran penyakit ini.
Pengobatan
Dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik tetrasiklin, yang diresepkan dokter untuk dipakai dalam 7 hari dan pengobatan terhadap kedua pasangan.
Pencegahan
Khusus perempuan hamil yang terinfeksi chlamydia dapat diobati dengan erythromycin. Saat terinfeksi penyakit ini sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual, atau gunakan kondom untuk mencegah penularan berulang.
Read more: http://doktersehat.com/2008/11/26/seputar-chlamydia-pencegahan-dan-pengobatannya/#ixzz0YOSyS9GP
18 responses
DokterSehat – Chlamydia adalah penyakit kelamin yang banyak terjadi disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis. Biasanya tidak terdapat gejala apa-apa, walaupun begitu tetap ada gejala-gejala ringan, seperti nanah atau keputihan pada penis maupun vagina dan adanya rasa sakit setiap kali buang air kecil. Ini merupakan infeksi yang terjadi pada uretra (laki-laki) dan serviks (mulut rahim) pada perempuan. Sebagai informasi, chlamydia merupakan salah satu penyakit menular seksual yang paling umum dijumpai dan dikenal sebagai penyebab utama penyakit peradangan pada pelvis (panggul), sehingga menyebabkan infertilitas (kemandulan) pada perempuan. Bahaya kan? Jenis tertentu dari bakteri ini hanya menginfeksi serviks dan uretra, sementara jenis lainnnya dapat menyebabkan penyakit mata.
Gejala-gejala
Gejala dapat timbul dalam waktu kira-kira 3 minggu, namun gejalanya mungkin sangat ringan dan kadang luput dari perhatian. Laki-laki yang merasakan gejala saat terinfeksi penyakit ini akan mengeluarkan cairan seperti susu dari saluran kencingnya disertai rasa sakit saat buang air kecil. Sedangkan perempuan yang terinfeksi chlamydia mungkin juga akan mengalami rasa tidak nyaman saat berkemih, sebagai pertanda nyata penyakit ini mulai berkembang. Sayangnya, perempuan kadang tak menyadari terkena penyakit berbahaya ini karena dapat muncul tanpa gejala nyata. Dalam kasus ini, penularan berulang dapat terus terjadi. Chlamydia juga akan meningkatkan keluarnya kotoran dari vagina, bahkan muncul darah segar di antara siklus haid. Pendarahan yang terjadi ini bisa menjadi indikasi bahwa infeksi sudah menyebar ke uterus (rahim).
Infeksi chlamydia yang terjadi di anus dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada penderita dan sebagai imbasnya anus mengeluarkan kotoran yang abnormal. Jika tak terdeteksi dan tak diobati hal ini menyebabkan komplikasi serius pada penderita. Infeksi chlamydia yang berkelanjutan bisa menginfeksic appendix (usus halus), jantung dan hati. Risiko lainnya pada laki-laki adalah chlamydia dapat menginfeksi epididymis, yang berpotensi menyebabkan kemandulan
Bakteri Chlamydia trachomatis merupakan penyebab chlamydia. Bakteri ini hanya dapat bertahan di sel-sel hidup, yang kemudian akan dibunuhnya. Pertukaran cairan tubuh (sperma misalnya) berpotensi menjadi sarana penyebaran penyakit ini.
Pengobatan
Dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik tetrasiklin, yang diresepkan dokter untuk dipakai dalam 7 hari dan pengobatan terhadap kedua pasangan.
Pencegahan
Khusus perempuan hamil yang terinfeksi chlamydia dapat diobati dengan erythromycin. Saat terinfeksi penyakit ini sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual, atau gunakan kondom untuk mencegah penularan berulang.
Read more: http://doktersehat.com/2008/11/26/seputar-chlamydia-pencegahan-dan-pengobatannya/#ixzz0YOSyS9GP
Ankylosing Spondylitis (Rematik Sistemik)
Posted by Dokter Sehat in Artikel Pilihan, Penyakit Lainnya, Penyakit Tulang on 11 18th, 2008
25 responses
DokterSehat – Ankylosing spondylitis adalah suatu bentuk peradangan kronis dari tulang belakang (spine) dan sendi-sendi tulang sacroiliac (sacroiliac joints). Sacroiliac joints berlokasi pada belakang bawah dimana sakrum (tulang kelangkang, tulang yang tepat berada diatas tulag ekor) bertemu tulang-tulang ilium (tulang-tulang yang berada di kedua sisi dari bokong atas). Peradangan kronis pada area-area ini menyebabkan nyeri dan kekakuan dalam dan sekitar tulang belakang (spine). Dengan berjalannya waktu, peradangan spine yang kronis (spondylitis) dapat menjurus pada suatu penyatuan bersama sepenuhnya (fusion) dari vertebra-vertebra, suatu proses yang dirujuk sebagai ankylosis. Ankylosis menjurus pada kehilangan mobilitas dari tulang belakang (spine).
Ankylosing spondylitis adalah juga suatu penyakit rematik sistemik, yang berarti ia dapat mempengaruhi jaringan-jaringan lain diseluruh tubuh. Karena itu, ia dapat menyebabkan peradangan atau luka pada sendi-sendi tulang lain yang jauh dari spine, begitu juga pada organ-organ lain, seperti mata-mata, jantung, paru-paru, dan ginjal-ginjal.
Ankylosing spondylitis berbagi banyak ciri-ciri dengan beberapa kondisi-kondisi arthritis lain, seperti psoriatic arthritis, reactive arthritis, dan arthritis yang berhubungan dengan penyakit Crohn dan radang borok usus besar (ulcerative colitis). Setiap dari kondisi-kondisi arthritis ini dapat menyebabkan penyakit dan peradangan pada spine, sendi-sendi tulang lain, mata-mata, kulit, mulut, dan beragam organ-organ. Mengingat bahwa persamaan dan kecenderungan mereka menyebabka peradangan dari spine, kondisi-kondisi ini secara kolektif dirujuk sebagai “spondyloarthropathies”.
Ankylosing spondylitis adalah dua sampai tiga kali lebih umum pada pria-pria daripada pada wanita-wanita. Pada wanita-wanita, tulang-tulang sendi yang berjauhan dari spine lebih sering dipengaruhi daripada pada pria-pria. Ankylosing spondylitis mempengaruhi semua kelompok umur, termasuk anak-anak. Umur yang paling umum timbulnya gejala-gejala adalah di dekade kedua dan ketiga dari kehidupan.
Gejala – gejala dan Efek dari Penyakit ini:
Timbulnya gejala secara insidentil/ tiba-tiba, dapat berupa: nyeri atau kekakuan pada tulang belakang. Yang pertama kali dirasakan biasanya daerah sendi panggul kemudian menjalar keatas, berturut-turut ke daerah tulang punggung bawah (daerah lumbal), daerah tulang punggung atas (thoracal), dan daerah tulang leher (cervical).
Peradangn spine menyebabkan nyeri dan kekakuan pada belakang bawah , area bokong atas, leher, dan sisanya spine. Timbulnya nyeri dan kekakuan biasanya secara berangsur-angsur dan memburuk secara progresif melalui waktu berbulan-bulan
Hati-hati sering terjadi patah tulang pada daerah tulang punggung bawah (lumbal) dan tulang leher bagian bawah (lower cervical)
Jika proses penyakit berlanjut terus dapat mempengaruhi pernafasan karena ekspansi dada terganggu. Ankylosing spondylitis dapat menyebabkan peradangan dan luka goresan pada paru-paru, menyebabkan batuk dan sesak napas, terutama dengan latihan dan infeksi-infeksi. Oleh karenanya, kesulitan bernapas dapat menjadi suatu komplikasi yang serius dari ankylosing spondylitis.
Pasien-pasien dengan ankylosing spondylitis dapat juga mempunyai arthritis pada sendi-sendi tulang yang lain daripada tulang belakang (spine). Pasien-pasien mugkin merasakan nyeri, kekakuan, panas, bengkak, kehangatan, dan/atau kemerahan pada tulang-tulang sendi seperti pinggul-pinggul, lutut-lutut, dan pergelangan-pergelangan. Adakalanya, tulang-tulang sendi yang kecil dari jari-jari kaki dapat meradang, atau berbentuk “sosis”. Beberapa pasien-pasien dengan penyakit ini mengembangkan Achilles tendinitis, menyebabkan nyeri dan kekakuan pada belakang tumit, terutama jika bertolak dengan kaki ketika naik tangga-tangga. Peradangan jaringan-jaringan dari alas kaki, plantar fasciitis, terjadi lebih sering pada orang-orang dengan ankylosing spondylitis.
Area-area lain dari tubuh yang dipengaruhi oleh ankylosing spondylitis termasuk mata-mata, jantung, dan ginjal-ginjal. Pasien-pasien dengan ankylosing spondylitis dapat mengembangkan peradangan pada iris, disebut iritis. Iritis dikarakteristikan dengan kemerahan dan nyeri pada mata, terutama ketika melihat pada sinar-sinar yang terang. Serangan-serangan yang terjadi kembali dari iritis dapat mempengaruhi kedua mata. Sebagai tambahan pada iris, badan siliari (ciliary body) dan koroid (choroid) dari mata dapat meradang dan ini dirujuk sebagai uveitis. Iritis dan uveitis dapat menjadi komplikasi-komplikasi yang serius dari ankylosing spondylitis yang dapat merusak mata dan mengganggu penglihatan, dan mungkin memerlukan suatu pelayanan yang mendesak dari seorang spesialis mata (ophthalmologist).
Suatu komplikasi yang jarang dari ankylosing spondylitis melibatkan luka parut dari sistim elektrik jantung, menyebabkan suatu denyut jantung yang abnormal rendah. Suatu alat pemacu jantung mungkin perlu pada pasien-pasien ini untuk mempertahankan denyut jantung dan hasil (output) yang memadai. Bagian aorta yang paling dekat dengan jantung dapat meradang, berakibat pada kebocoran dari klep aorta. Pasien-pasien ini dapat mengembangkan sesak napas, kepeningan, dan gagal jantung.
Spondylitis yang lanjut dapat menjurus pada endapan-endapan yang disebut amyloid kedalam ginjal-ginjal dan berakibat pada kegagalan ginjal. Penyakit ginjal yang progresif dapat menjurus pada kelelahan kronis dan mual dan dapat memerlukan pembuangan racun-racun darah yang terakumulasi dengan suatu mesin penyaringan (dialysis).
Penyebab-Penyebab Ankylosing Spondylitis
Kecenderungan mengembangkan ankylosing spondylitis dipercayai adalah diwariskan secara genetik, dan mayoritas (hampir 90%) dari pasien-pasien dengan ankylosing spondylitis dilahirkan dengan gen HLA-B27. Tes-tes darah telah dikembangkan untuk mendeteksi marker gen HLA-B27 dan telah memajukan pengertian kita tentang hubungan antara HLA-B27 dan ankylosing spondylitis.
Gen HLA-B27 tampaknya hanya meningkatkan kecenderungan mengembangkan ankylosing spondylitis, dimana beberap faktor-faktor tambahan, mungkin lingkungan, adalah perlu untuk timbulnya penyakit atau menjadi jelas.
Contohnya, ketika 7% dari populasi Amerika mempunyai gen HLA-B27, hanya 1% dari populasi yang benar-benar mempunyai penyakit ankylosing spondylitis. Di bagian utara Skandinavia (Lapland), 1.8% dari populasi mepunyai ankylosing spondylitis sedangkan 24% dari populasi umum mempunyai gen HLA-B27. Bahkan diantara individu-individu yang positif HLA-B27, risiko mengembangkan ankylosing spondylitis tampaknya lebih jauh berhubungan dengan keturunan. Pada individu-individu yang positif HLA-B27 yang mempunyai saudara-saudara dengan penyakit ini, risiko mereka mengembangkan ankylosing spondylitis adalah 12% (enam kali lebih besar daripada mereka yang saudara-saudaranya tidak mempunyai ankylosing spondylitis).
Akhir-akhir ini, dua lagi gen-gen telah diidentifikasikan yang berkaitan dengan ankylosing spondylitis. Gen-gen ini disebut ARTS1 dan IL23R. Gen-gen ini tampaknya memainkan suatu peran dalam mempengaruhi fungsi imun. Diantisipasikan bahwa dengan mengerti efek-efek dari setiap dari gen-gen yang diketahui ini, peneliti-peneliti akan membuat kemajuan-kemajuan yang signifikan dalam menemukan suatu penyembuhan untuk ankylosing spondylitis.
Bagaimana peradangan terjadi dan menetap pada organ-organ dan sendi-sendi tulang yang berbeda pada ankylosing spondylitis adalah suatu persoalan dari penelitian yang aktif. Setiap individu cenderung mempunyai pola unik kehadiran dan aktivitas dari penyakit mereka sendiri.
Peradangan awal mungkin adalah suatu akibat dari aktivitas dari sistim imun tubuh oleh suatu infeksi bakteri atau suatu kombinasi dari kuman-kuman infeksi. Sekali diaktifkan, sistim imun tubuh menjadi tidak mampu untuk memadamkannya sendiri, meskipun infeksi bakteri awal mungkin telah hilang lama. Peradangan jaringan yang kronis yang berakibat dari aktivitas yang terus menerus dari sistim imun tubuh pada ketidakhadiran dari infeksi yang aktif adalah tanda dari suatu penyakit peradangan autoimun.
by totalkesehatananda.com and doktersehat.com
Read more: http://doktersehat.com/2008/11/18/ankylosing-spondylitis-rematik-sistemik/#ixzz0YOQFoGEe
25 responses
DokterSehat – Ankylosing spondylitis adalah suatu bentuk peradangan kronis dari tulang belakang (spine) dan sendi-sendi tulang sacroiliac (sacroiliac joints). Sacroiliac joints berlokasi pada belakang bawah dimana sakrum (tulang kelangkang, tulang yang tepat berada diatas tulag ekor) bertemu tulang-tulang ilium (tulang-tulang yang berada di kedua sisi dari bokong atas). Peradangan kronis pada area-area ini menyebabkan nyeri dan kekakuan dalam dan sekitar tulang belakang (spine). Dengan berjalannya waktu, peradangan spine yang kronis (spondylitis) dapat menjurus pada suatu penyatuan bersama sepenuhnya (fusion) dari vertebra-vertebra, suatu proses yang dirujuk sebagai ankylosis. Ankylosis menjurus pada kehilangan mobilitas dari tulang belakang (spine).
Ankylosing spondylitis adalah juga suatu penyakit rematik sistemik, yang berarti ia dapat mempengaruhi jaringan-jaringan lain diseluruh tubuh. Karena itu, ia dapat menyebabkan peradangan atau luka pada sendi-sendi tulang lain yang jauh dari spine, begitu juga pada organ-organ lain, seperti mata-mata, jantung, paru-paru, dan ginjal-ginjal.
Ankylosing spondylitis berbagi banyak ciri-ciri dengan beberapa kondisi-kondisi arthritis lain, seperti psoriatic arthritis, reactive arthritis, dan arthritis yang berhubungan dengan penyakit Crohn dan radang borok usus besar (ulcerative colitis). Setiap dari kondisi-kondisi arthritis ini dapat menyebabkan penyakit dan peradangan pada spine, sendi-sendi tulang lain, mata-mata, kulit, mulut, dan beragam organ-organ. Mengingat bahwa persamaan dan kecenderungan mereka menyebabka peradangan dari spine, kondisi-kondisi ini secara kolektif dirujuk sebagai “spondyloarthropathies”.
Ankylosing spondylitis adalah dua sampai tiga kali lebih umum pada pria-pria daripada pada wanita-wanita. Pada wanita-wanita, tulang-tulang sendi yang berjauhan dari spine lebih sering dipengaruhi daripada pada pria-pria. Ankylosing spondylitis mempengaruhi semua kelompok umur, termasuk anak-anak. Umur yang paling umum timbulnya gejala-gejala adalah di dekade kedua dan ketiga dari kehidupan.
Gejala – gejala dan Efek dari Penyakit ini:
Timbulnya gejala secara insidentil/ tiba-tiba, dapat berupa: nyeri atau kekakuan pada tulang belakang. Yang pertama kali dirasakan biasanya daerah sendi panggul kemudian menjalar keatas, berturut-turut ke daerah tulang punggung bawah (daerah lumbal), daerah tulang punggung atas (thoracal), dan daerah tulang leher (cervical).
Peradangn spine menyebabkan nyeri dan kekakuan pada belakang bawah , area bokong atas, leher, dan sisanya spine. Timbulnya nyeri dan kekakuan biasanya secara berangsur-angsur dan memburuk secara progresif melalui waktu berbulan-bulan
Hati-hati sering terjadi patah tulang pada daerah tulang punggung bawah (lumbal) dan tulang leher bagian bawah (lower cervical)
Jika proses penyakit berlanjut terus dapat mempengaruhi pernafasan karena ekspansi dada terganggu. Ankylosing spondylitis dapat menyebabkan peradangan dan luka goresan pada paru-paru, menyebabkan batuk dan sesak napas, terutama dengan latihan dan infeksi-infeksi. Oleh karenanya, kesulitan bernapas dapat menjadi suatu komplikasi yang serius dari ankylosing spondylitis.
Pasien-pasien dengan ankylosing spondylitis dapat juga mempunyai arthritis pada sendi-sendi tulang yang lain daripada tulang belakang (spine). Pasien-pasien mugkin merasakan nyeri, kekakuan, panas, bengkak, kehangatan, dan/atau kemerahan pada tulang-tulang sendi seperti pinggul-pinggul, lutut-lutut, dan pergelangan-pergelangan. Adakalanya, tulang-tulang sendi yang kecil dari jari-jari kaki dapat meradang, atau berbentuk “sosis”. Beberapa pasien-pasien dengan penyakit ini mengembangkan Achilles tendinitis, menyebabkan nyeri dan kekakuan pada belakang tumit, terutama jika bertolak dengan kaki ketika naik tangga-tangga. Peradangan jaringan-jaringan dari alas kaki, plantar fasciitis, terjadi lebih sering pada orang-orang dengan ankylosing spondylitis.
Area-area lain dari tubuh yang dipengaruhi oleh ankylosing spondylitis termasuk mata-mata, jantung, dan ginjal-ginjal. Pasien-pasien dengan ankylosing spondylitis dapat mengembangkan peradangan pada iris, disebut iritis. Iritis dikarakteristikan dengan kemerahan dan nyeri pada mata, terutama ketika melihat pada sinar-sinar yang terang. Serangan-serangan yang terjadi kembali dari iritis dapat mempengaruhi kedua mata. Sebagai tambahan pada iris, badan siliari (ciliary body) dan koroid (choroid) dari mata dapat meradang dan ini dirujuk sebagai uveitis. Iritis dan uveitis dapat menjadi komplikasi-komplikasi yang serius dari ankylosing spondylitis yang dapat merusak mata dan mengganggu penglihatan, dan mungkin memerlukan suatu pelayanan yang mendesak dari seorang spesialis mata (ophthalmologist).
Suatu komplikasi yang jarang dari ankylosing spondylitis melibatkan luka parut dari sistim elektrik jantung, menyebabkan suatu denyut jantung yang abnormal rendah. Suatu alat pemacu jantung mungkin perlu pada pasien-pasien ini untuk mempertahankan denyut jantung dan hasil (output) yang memadai. Bagian aorta yang paling dekat dengan jantung dapat meradang, berakibat pada kebocoran dari klep aorta. Pasien-pasien ini dapat mengembangkan sesak napas, kepeningan, dan gagal jantung.
Spondylitis yang lanjut dapat menjurus pada endapan-endapan yang disebut amyloid kedalam ginjal-ginjal dan berakibat pada kegagalan ginjal. Penyakit ginjal yang progresif dapat menjurus pada kelelahan kronis dan mual dan dapat memerlukan pembuangan racun-racun darah yang terakumulasi dengan suatu mesin penyaringan (dialysis).
Penyebab-Penyebab Ankylosing Spondylitis
Kecenderungan mengembangkan ankylosing spondylitis dipercayai adalah diwariskan secara genetik, dan mayoritas (hampir 90%) dari pasien-pasien dengan ankylosing spondylitis dilahirkan dengan gen HLA-B27. Tes-tes darah telah dikembangkan untuk mendeteksi marker gen HLA-B27 dan telah memajukan pengertian kita tentang hubungan antara HLA-B27 dan ankylosing spondylitis.
Gen HLA-B27 tampaknya hanya meningkatkan kecenderungan mengembangkan ankylosing spondylitis, dimana beberap faktor-faktor tambahan, mungkin lingkungan, adalah perlu untuk timbulnya penyakit atau menjadi jelas.
Contohnya, ketika 7% dari populasi Amerika mempunyai gen HLA-B27, hanya 1% dari populasi yang benar-benar mempunyai penyakit ankylosing spondylitis. Di bagian utara Skandinavia (Lapland), 1.8% dari populasi mepunyai ankylosing spondylitis sedangkan 24% dari populasi umum mempunyai gen HLA-B27. Bahkan diantara individu-individu yang positif HLA-B27, risiko mengembangkan ankylosing spondylitis tampaknya lebih jauh berhubungan dengan keturunan. Pada individu-individu yang positif HLA-B27 yang mempunyai saudara-saudara dengan penyakit ini, risiko mereka mengembangkan ankylosing spondylitis adalah 12% (enam kali lebih besar daripada mereka yang saudara-saudaranya tidak mempunyai ankylosing spondylitis).
Akhir-akhir ini, dua lagi gen-gen telah diidentifikasikan yang berkaitan dengan ankylosing spondylitis. Gen-gen ini disebut ARTS1 dan IL23R. Gen-gen ini tampaknya memainkan suatu peran dalam mempengaruhi fungsi imun. Diantisipasikan bahwa dengan mengerti efek-efek dari setiap dari gen-gen yang diketahui ini, peneliti-peneliti akan membuat kemajuan-kemajuan yang signifikan dalam menemukan suatu penyembuhan untuk ankylosing spondylitis.
Bagaimana peradangan terjadi dan menetap pada organ-organ dan sendi-sendi tulang yang berbeda pada ankylosing spondylitis adalah suatu persoalan dari penelitian yang aktif. Setiap individu cenderung mempunyai pola unik kehadiran dan aktivitas dari penyakit mereka sendiri.
Peradangan awal mungkin adalah suatu akibat dari aktivitas dari sistim imun tubuh oleh suatu infeksi bakteri atau suatu kombinasi dari kuman-kuman infeksi. Sekali diaktifkan, sistim imun tubuh menjadi tidak mampu untuk memadamkannya sendiri, meskipun infeksi bakteri awal mungkin telah hilang lama. Peradangan jaringan yang kronis yang berakibat dari aktivitas yang terus menerus dari sistim imun tubuh pada ketidakhadiran dari infeksi yang aktif adalah tanda dari suatu penyakit peradangan autoimun.
by totalkesehatananda.com and doktersehat.com
Read more: http://doktersehat.com/2008/11/18/ankylosing-spondylitis-rematik-sistemik/#ixzz0YOQFoGEe
Tak Bersunat Meningkatkan Resiko Kanker Penis
Posted by Dokter Sehat in Kanker, Penyakit Berbahaya, Penyakit Kelamin, Penyakit Lainnya on 05 16th, 2009
4 responses
Demikian diungkap Urolog Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rachmat B Santoso saat dihubungi melalui telepon, Jumat (15/5). “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak cirkumsisi (sunat),” kata Rachmat. Laki-laki yang juga berisiko adalah mereka yang pernah menderita herpes genitalis.
Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.
Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.
Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.
Sumber: Kompas Kesehatan
Read more: http://doktersehat.com/2009/05/16/tak-bersunat-meningkatkan-resiko-kanker-penis/#ixzz0YOOGWML9
4 responses
Dokter Sehat – Sunat dikatakan dapat membantu mengurangi risiko seperti penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu. Sunat juga mengurangi risiko terkena kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat berisiko terkena kanker penis.
Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.
Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.
Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.
Sumber: Kompas Kesehatan
Read more: http://doktersehat.com/2009/05/16/tak-bersunat-meningkatkan-resiko-kanker-penis/#ixzz0YOOGWML9
Kegemukan Penyebab Utama kanker
24 Nopember 2009
14:47 wib
Kegemukan Penyebab Utama Kanker
Perlu Anda ketahui, penyebab pertama kanker bagi orang yang bukan perokok adalah kegemukan!
Para peneliti telah memperingatkan bahwa obesitas akan menjadi penyebab terbesar kanker pada perempuan dalam 10 tahun ke depan. Satu dari dua belas kasus membuktikan, kegemukan menjadi penyebab kanker. Demikian diungkapkan Dr Andrew Renehan, seorang ahli kanker di University of Manchester.
Hubungan antara kanker dengan kelebihan berat badan ditemukan sebesar 3,2% pada pria, dan pada wanita sebesar 8,6%. Kanker kolorektal, kanker payudara pada perempuan menopause, dan kanker endometrikal terhitung 65% dari seluruh kanker yang berhubungan dengan kegemukan.
Dr Renehan dari University of Manchester mengatakan, "kemungkinan angka tersebut pada kenyataannya lebih tinggi."
Hal ini mungkin berkenaan dengan interaksi antara merokok, alkohol, berat badan berlebih, dan kondisi yang dinamakan dengan pengaliran kembali asam, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sebabnya.
Para ilmuwan belum menemukan alasan spesifik kenapa kegemukan bisa meningkatkan resiko kanker, tapi diduga hal itu berhubungan dengan hormon. Kegemukan meningkatkan estrogen dan hormon lain penyebab kanker payudara. Sedangkan untuk pria, kegemukan dapat menyebabkan kanker usus. Lebih lanjut, seiring orang bertambah gemuk, mereka menghasilkan lebih banyak hormon seperti estrogen yang membantu tumor berkembang. Orang yang memiliki perut buncit juga memiliki lebih banyak asam di dalam perutnya, yang bisa memicu kanker perut, intestin, atau esopagus.
Dr Renehan mengatakan dibutuhkan strategi baru untuk mengatasi obesitas. Hanya menyuruh orang untuk mengurangi berat badan tentu saja tidak berhasil. Dan pada studi kanker lainnya menyebutkan bahwa orang yang menderita kegemukan memiliki kemungkinan terkena serangan kanker 50% lebih tinggi daripada orang yang tidak mengalami kegemukan.
Oleh karena itu, selalu jagalah kesehatan tubuh Anda. Olahragalah secara teratur dan cukup, juga jangan lupa untuk selalu mengonsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi karena Anda sendirilah yang mengerti keadaan tubuh Anda.
(berbagai sumber/cynthia)
14:47 wib
Kegemukan Penyebab Utama Kanker
Perlu Anda ketahui, penyebab pertama kanker bagi orang yang bukan perokok adalah kegemukan!
Para peneliti telah memperingatkan bahwa obesitas akan menjadi penyebab terbesar kanker pada perempuan dalam 10 tahun ke depan. Satu dari dua belas kasus membuktikan, kegemukan menjadi penyebab kanker. Demikian diungkapkan Dr Andrew Renehan, seorang ahli kanker di University of Manchester.
Hubungan antara kanker dengan kelebihan berat badan ditemukan sebesar 3,2% pada pria, dan pada wanita sebesar 8,6%. Kanker kolorektal, kanker payudara pada perempuan menopause, dan kanker endometrikal terhitung 65% dari seluruh kanker yang berhubungan dengan kegemukan.
Dr Renehan dari University of Manchester mengatakan, "kemungkinan angka tersebut pada kenyataannya lebih tinggi."
Hal ini mungkin berkenaan dengan interaksi antara merokok, alkohol, berat badan berlebih, dan kondisi yang dinamakan dengan pengaliran kembali asam, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sebabnya.
Para ilmuwan belum menemukan alasan spesifik kenapa kegemukan bisa meningkatkan resiko kanker, tapi diduga hal itu berhubungan dengan hormon. Kegemukan meningkatkan estrogen dan hormon lain penyebab kanker payudara. Sedangkan untuk pria, kegemukan dapat menyebabkan kanker usus. Lebih lanjut, seiring orang bertambah gemuk, mereka menghasilkan lebih banyak hormon seperti estrogen yang membantu tumor berkembang. Orang yang memiliki perut buncit juga memiliki lebih banyak asam di dalam perutnya, yang bisa memicu kanker perut, intestin, atau esopagus.
Dr Renehan mengatakan dibutuhkan strategi baru untuk mengatasi obesitas. Hanya menyuruh orang untuk mengurangi berat badan tentu saja tidak berhasil. Dan pada studi kanker lainnya menyebutkan bahwa orang yang menderita kegemukan memiliki kemungkinan terkena serangan kanker 50% lebih tinggi daripada orang yang tidak mengalami kegemukan.
Oleh karena itu, selalu jagalah kesehatan tubuh Anda. Olahragalah secara teratur dan cukup, juga jangan lupa untuk selalu mengonsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi karena Anda sendirilah yang mengerti keadaan tubuh Anda.
(berbagai sumber/cynthia)
Kanker Usus Besar
Kanker Usus Besar Gejala Dan Penyeabanya
Posted by Dokter Sehat in Artikel Pilihan, Informasi, Kanker, Pangan, Pengobatan, Penyakit Berbahaya on 09 1st, 2009
DokterSehat – Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Ada lima stadium dengan sifat masing-masing dan besaran kemungkinan bertahan hidup yang semakin kecil bagi pasien.
Gejala
- Lelah, sesak napas waktu bekerja, dan kepala terasa pening.
- Pendarahan pada rektum, rasa kenyang bersifat sementara, atau kram lambung serta adanya tekanan pada rektum.
- Adanya darah dalam tinja, seperti terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, atau wasir.
- Pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.
Penyebab
Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
- Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
- Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi darah.
- Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).
- Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
- Obesitas.
- Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
- Pemeriksaan medis
- Fiberoptik kolonoskopi:
Memasukkan sejenis pipa terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat pada alat itu bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan apakah dalam usus terdapat polip atau tidak.
- CT Scan.
- Pemeriksaan darah:
Menentukan tumor marker CEA (carcino-embryonis antigen) dalam darah.
Perawatan
- Kemoterapi
- Radiasi
- Operasi
- Pemotongan usus besar yang sakit, dan menyambungkan kembali dua ujung bagian usus besar yang sehat.
- Teknik laparoskopi:
Melalui beberapa lubang kecil yang dibuat dibeberapa titik di perut. Operasi dilakukan dengan alat-alat kecil yang dioperasikan lewat lubang-lubang itu dan dipantau lewat layar monitor.
Pencegahan
- Konsumsi banyak makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
- Asam lemak omega-3, yang banyak terdapat dalam ikan tertentu.
Kosentrasi kalsium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
- Susu yang mengandung Lactobacillus acidophilus.
Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
- Hidup rileks dan kurangi stres.
Deteksi Dini
Seperti halnya deteksi dini kanker mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi, terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini.
Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun.
Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi.
“Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi yang memang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya,” kata dr Aru W Sudoyo, konsultan hematologi dan onkologi medik dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media Indonesia, pekan lalu di ruang kerjanya.
Apalagi bagi mereka yang telah mengalami gejala, seperti perdarahan pada saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan,” lanjut Aru, deteksi dini sangat disarankan.
Menurut Aru, beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon antara lain:
Pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala, apakah terdapat darah pada tinja atau tidak. Kemudian pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau disebut kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun.
Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.
Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dengan enema barium. Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi.
Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya melebihi satu sentimeter. Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi
Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. Aru mengatakan dengan deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kolon
(IJ/S-4)
Sumber : Koran Media Indonesia, Edisi Rabu, 12 April 2006/NO. 9244/TAHUN XXXVII
Read more: http://doktersehat.com/2009/09/01/kanker-usus-besar-gejala-dan-penyebabnya/#ixzz0YOEPTmOi
Posted by Dokter Sehat in Artikel Pilihan, Informasi, Kanker, Pangan, Pengobatan, Penyakit Berbahaya on 09 1st, 2009
DokterSehat – Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Ada lima stadium dengan sifat masing-masing dan besaran kemungkinan bertahan hidup yang semakin kecil bagi pasien.
Gejala
- Lelah, sesak napas waktu bekerja, dan kepala terasa pening.
- Pendarahan pada rektum, rasa kenyang bersifat sementara, atau kram lambung serta adanya tekanan pada rektum.
- Adanya darah dalam tinja, seperti terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, atau wasir.
- Pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.
Penyebab
Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
- Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
- Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi darah.
- Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).
- Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
- Obesitas.
- Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
- Pemeriksaan medis
- Fiberoptik kolonoskopi:
Memasukkan sejenis pipa terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat pada alat itu bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan apakah dalam usus terdapat polip atau tidak.
- CT Scan.
- Pemeriksaan darah:
Menentukan tumor marker CEA (carcino-embryonis antigen) dalam darah.
Perawatan
- Kemoterapi
- Radiasi
- Operasi
- Pemotongan usus besar yang sakit, dan menyambungkan kembali dua ujung bagian usus besar yang sehat.
- Teknik laparoskopi:
Melalui beberapa lubang kecil yang dibuat dibeberapa titik di perut. Operasi dilakukan dengan alat-alat kecil yang dioperasikan lewat lubang-lubang itu dan dipantau lewat layar monitor.
Pencegahan
- Konsumsi banyak makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
- Asam lemak omega-3, yang banyak terdapat dalam ikan tertentu.
Kosentrasi kalsium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
- Susu yang mengandung Lactobacillus acidophilus.
Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
- Hidup rileks dan kurangi stres.
Deteksi Dini
Seperti halnya deteksi dini kanker mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi, terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini.
Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun.
Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi.
“Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi yang memang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya,” kata dr Aru W Sudoyo, konsultan hematologi dan onkologi medik dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media Indonesia, pekan lalu di ruang kerjanya.
Apalagi bagi mereka yang telah mengalami gejala, seperti perdarahan pada saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan,” lanjut Aru, deteksi dini sangat disarankan.
Menurut Aru, beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon antara lain:
Pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala, apakah terdapat darah pada tinja atau tidak. Kemudian pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau disebut kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun.
Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.
Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dengan enema barium. Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi.
Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya melebihi satu sentimeter. Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi
Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. Aru mengatakan dengan deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kolon
(IJ/S-4)
Sumber : Koran Media Indonesia, Edisi Rabu, 12 April 2006/NO. 9244/TAHUN XXXVII
Read more: http://doktersehat.com/2009/09/01/kanker-usus-besar-gejala-dan-penyebabnya/#ixzz0YOEPTmOi
Kanker mata
Sekilas Mengenai Kanker Mata
Posted by Dokter Sehat in Informasi, Kanker, Penyakit Berbahaya on 10 25th, 2009
no responses
Dokter Sehat – Ahmad Abiyu Sofyan (12), yang biasa dipanggil Abiyu, beberapa kali terlihat membetulkan letak kaca mata tebal berbingkai coklat. Kaca mata itu bukan kaca mata biasa, tapi protesa, kaca mata yang berfungsi sebagai mata palsu.
Putra kedua dari pasangan Nur Asiyah dan Wasmun itu mengenakan protesa sejak dua tahun lalu, saat mata kirinya terpaksa harus diangkat karena telah digerogoti sel kanker.
Abiyu kini hanya bisa melihat dengan satu mata, namun dia tetap bisa bermain dan melakukan aktifitas harian seperti anak-anak lain yang indra pengelihatannya lengkap.
Siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Surya Bahari, Tangerang, itu juga bisa mengikuti semua pelajaran di sekolah dengan baik. “Nggak apa-apa,” kata Abiyu yang siang itu mengenakan kaus hitam dan celana panjang biru.
Dan Abiyu tidak pernah lagi merasa kesakitan. Rangkaian pengobatan dan terapi serta operasi pengangkatan mata telah membebaskannya dari derita akibat kanker mata (retinoblastoma).
“Karena sering diundang mengikuti acara-acara kanker anak dan bertemu dengan kawan-kawan yang bernasib sama, dia tambah semangat, dia tidak merasa sendirian lagi,” kata Nur tentang anak lelakinya.
Lebih lanjut Nur menuturkan, sebelum menjalani pengobatan dan operasi pengangkatan mata, anaknya sering merasa kesakitan.
“Ketika berumur tujuh tahun, matanya sering merah. Sudah dibawa ke Puskesmas dan dokter tapi tidak sembuh-sembuh juga. Hampir satu tahun seperti itu,” katanya.
Lama kelamaan, menurut dia, mata kiri Abiyu jadi seperti mata kucing, bersinar saat terkena cahaya. “Dan bola matanya pernah hampir keluar,” katanya.
Nur dan suaminya yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi angkutan kota pun kemudian membawa anaknya ke dokter dan dokter menyarankan mereka untuk membawa Abiyu ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
“Waktu itu saya khawatir sekali, bagaimana nanti kalau harus dioperasi. Bagaimana lagi kami harus mencari uang. Selama ini sudah banyak yang dihabiskan untuk pengobatan Abiyu, karena setiap ada yang menunjukkan tempat pengobatan, selalu kami datangi,” jelasnya.
Dan kekhawatiran Nur ternyata menjadi kenyataan. Dokter yang menangani Abiyu mengatakan, jika ingin menyelamatkan nyawa Abiyu, maka mereka harus merelakan sebelah mata Abiyu dioperasi untuk diangkat.
Soal biaya sudah teratasi karena para dokter membantu mereka mendapatkan bantuan pengobatan gratis dari pemerintah dan yayasan. “Tapi saya kaget sekali waktu dibilang mata Abiyu harus diambil. Sebenarnya tidak terima, tidak rela rasanya melihat Abiyu kehilangan mata. Tapi dokter terus memberi semangat sehingga akhirnya saya pasrah. Saya pikir, biarlah, mungkin sudah menjadi kehendak Allah,” katanya sedikit tersendat.
“Alhamdulillah, sekarang dia baik-baik saja,” kata Nur sambil memandangi anak laki-lakinya yang sedang makan.
Dokter ahli kanker anak RSCM Prof. Djajadiman, SpA (K) pun mengatakan, pasien retinoblastoma yang sudah menjalani terapi dan operasi pengangkatan mata bisa kembali menjalani hidupnya secara normal.
Namun, Kepala Hematologi Anak RSCM itu menjelaskan, kondisinya masih harus dipantau dokter selama lima tahun pertama pascaoperasi untuk memastikan kesintasannya terhadap keganasan yang hanya ditemukan pada anak-anak itu.
Tentang Retinoblastoma
Angka kejadian kanker pada anak, menurut Prof.Djajadiman, sekitar tiga persen dari total kejadian kanker pada anak-anak usia di bawah 15 tahun.
Di Indonesia, jumlah anak yang menderita kanker diperkirakan 9.000 anak dan retinoblastoma–sel tumor yang tumbuh pada retina mata– merupakan salah satu jenis kanker pada anak yang paling sering ditemui.
Penyebab retinoblastoma pada salah satu mata (unilateral) atau kedua mata (bilateral) anak, menurut dia, hingga kini belum diketahui secara pasti sehingga pencegahannya pun menjadi sulit dilakukan.
“Diduga berhubungan dengan kelainan genetik. Ada masalah genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel yang seharusnya terkendali menjadi tidak terkendali,” katanya.
Walaupun demikian, ia melanjutkan, dampak penyakit ini bisa ditekan dengan deteksi dini. Retinoblastoma yang ditemukan pada stadium awal bisa disembuhkan. Bahkan sembilan puluh persen kasus retinoblastoma yang terdeteksi dini dan mendapatkan penganganan memadai bisa disembuhkan.
“Dan mata bisa dipertahankan kalau ukuran kanker masih dibawah 0,5 sentimeter,” katanya serta menambahkan semakin terlambat dideteksi peluang penderita retinoblastoma untuk sembuh semakin kecil.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kendati gejala spesifik penyakit retinoblastoma pada anak cukup sulit dikenali namun ada tanda-tanda umum yang mesti diwaspadai sebagai gejala retinoblastoma.
Retinoblastoma pada anak, kata Prof. Djajadiman, sering ditandai dengan mata kemerahan, peradangan mata dan adanya bintik putih pada bagian mata yang berwarna hitam.
Kalau sudah parah, kata dia, bintik putih tersebut akan membesar dan kemudian akan memantulkan cahaya yang masuk ke mata seperti mata kucing, mata juling serta bola mata menonjol ke luar.
Ia mengatakan, bila gejala-gejala itu ditemukan pada anak sebaiknya orang tua segera membawanya ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya supaya dokter bisa membantu memastikan apakah anaknya terserang kanker.
Dan jika anak tersebut didiagnosis terserang retinoblastoma maka, kata Prof.Djajadiman, ia harus mendapatkan perawatan dan pengobatan sesuai dengan jenis kanker dan stadiumnya.
“Kalau dibiarkan, atau tidak diobati dengan tepat, tumor akan berkembang dan menyebar ke sumsum tulang, atau ke otak. Ini maka akan mengancam nyawa si anak,” katanya.
Ia menjelaskan, retinoblastoma stadium dini biasanya diobati dengan cara pembedahan (operasi) dengan atau tanpa kombinasi dengan kemoterapi/radioterapi.
Bila sudah ditemukan dalam stadium lanjut, operasi dengan mengangkat mata terpaksa harus dilakukan dan setelah operasi dipasang protesa (mata palsu) agar yang bersangkutan tetap berpenampilan baik.
Deteksi Dini Lebih Baik
Deteksi dini penyakit kanker dapat menyelamatkan anak-anak dari keganasan penyakit yang sering mengakibatkan kematian tersebut. Sayangnya, sebagian besar kasus retinoblastoma ditemukan pada stadium lanjut.
“Masyarakat kebanyakan dan petugas kesehatan di tingkat dasar belum punya pengetahuan memadai tentang kanker sehingga belum tahu cara mengenali tanda-tandanya dan apa yang harus dilakukan setelah itu,” kata Parulian Simanjuntak dari Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS).
Oleh karena itu, ia melanjutkan, guna meningkatkan pemahaman masyarakat, kader kesehatan dan tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan dasar, pihaknya bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) melakukan kampanye deteksi dini kanker terpadu berbasis komunitas.
Program kampanye itu dilakukan sejak Mei 2007-Juli 2008 di 10 kelurahan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
“Setelah kampanye itu, kemudian dibuat model kampanye deteksi dini kanker bagi masyarakat untuk digunakan dalam kegiatan kampanye yang lebih luas,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini di juga sudah ada 30 warga yang menjadi kader deteksi dini kanker di wilayah Jakarta yang menjadi target kampanye.
“Harapannya, kampanye seperti ini bisa terus dilakukan supaya kasus kanker pada anak bisa ditemukan dan ditangani sedini mungkin sehingga tidak berakibat fatal,” katanya.
Sumber : Antara/Maryati
Foto : http://www.nlm.nih.gov/
Read more: http://doktersehat.com/2009/10/25/sekilas-mengenai-kanker-mata/#ixzz0YOBJ98Fv
Posted by Dokter Sehat in Informasi, Kanker, Penyakit Berbahaya on 10 25th, 2009
no responses
Dokter Sehat – Ahmad Abiyu Sofyan (12), yang biasa dipanggil Abiyu, beberapa kali terlihat membetulkan letak kaca mata tebal berbingkai coklat. Kaca mata itu bukan kaca mata biasa, tapi protesa, kaca mata yang berfungsi sebagai mata palsu.
Putra kedua dari pasangan Nur Asiyah dan Wasmun itu mengenakan protesa sejak dua tahun lalu, saat mata kirinya terpaksa harus diangkat karena telah digerogoti sel kanker.
Abiyu kini hanya bisa melihat dengan satu mata, namun dia tetap bisa bermain dan melakukan aktifitas harian seperti anak-anak lain yang indra pengelihatannya lengkap.
Siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Surya Bahari, Tangerang, itu juga bisa mengikuti semua pelajaran di sekolah dengan baik. “Nggak apa-apa,” kata Abiyu yang siang itu mengenakan kaus hitam dan celana panjang biru.
Dan Abiyu tidak pernah lagi merasa kesakitan. Rangkaian pengobatan dan terapi serta operasi pengangkatan mata telah membebaskannya dari derita akibat kanker mata (retinoblastoma).
“Karena sering diundang mengikuti acara-acara kanker anak dan bertemu dengan kawan-kawan yang bernasib sama, dia tambah semangat, dia tidak merasa sendirian lagi,” kata Nur tentang anak lelakinya.
Lebih lanjut Nur menuturkan, sebelum menjalani pengobatan dan operasi pengangkatan mata, anaknya sering merasa kesakitan.
“Ketika berumur tujuh tahun, matanya sering merah. Sudah dibawa ke Puskesmas dan dokter tapi tidak sembuh-sembuh juga. Hampir satu tahun seperti itu,” katanya.
Lama kelamaan, menurut dia, mata kiri Abiyu jadi seperti mata kucing, bersinar saat terkena cahaya. “Dan bola matanya pernah hampir keluar,” katanya.
Nur dan suaminya yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi angkutan kota pun kemudian membawa anaknya ke dokter dan dokter menyarankan mereka untuk membawa Abiyu ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
“Waktu itu saya khawatir sekali, bagaimana nanti kalau harus dioperasi. Bagaimana lagi kami harus mencari uang. Selama ini sudah banyak yang dihabiskan untuk pengobatan Abiyu, karena setiap ada yang menunjukkan tempat pengobatan, selalu kami datangi,” jelasnya.
Dan kekhawatiran Nur ternyata menjadi kenyataan. Dokter yang menangani Abiyu mengatakan, jika ingin menyelamatkan nyawa Abiyu, maka mereka harus merelakan sebelah mata Abiyu dioperasi untuk diangkat.
Soal biaya sudah teratasi karena para dokter membantu mereka mendapatkan bantuan pengobatan gratis dari pemerintah dan yayasan. “Tapi saya kaget sekali waktu dibilang mata Abiyu harus diambil. Sebenarnya tidak terima, tidak rela rasanya melihat Abiyu kehilangan mata. Tapi dokter terus memberi semangat sehingga akhirnya saya pasrah. Saya pikir, biarlah, mungkin sudah menjadi kehendak Allah,” katanya sedikit tersendat.
“Alhamdulillah, sekarang dia baik-baik saja,” kata Nur sambil memandangi anak laki-lakinya yang sedang makan.
Dokter ahli kanker anak RSCM Prof. Djajadiman, SpA (K) pun mengatakan, pasien retinoblastoma yang sudah menjalani terapi dan operasi pengangkatan mata bisa kembali menjalani hidupnya secara normal.
Namun, Kepala Hematologi Anak RSCM itu menjelaskan, kondisinya masih harus dipantau dokter selama lima tahun pertama pascaoperasi untuk memastikan kesintasannya terhadap keganasan yang hanya ditemukan pada anak-anak itu.
Tentang Retinoblastoma
Angka kejadian kanker pada anak, menurut Prof.Djajadiman, sekitar tiga persen dari total kejadian kanker pada anak-anak usia di bawah 15 tahun.
Di Indonesia, jumlah anak yang menderita kanker diperkirakan 9.000 anak dan retinoblastoma–sel tumor yang tumbuh pada retina mata– merupakan salah satu jenis kanker pada anak yang paling sering ditemui.
Penyebab retinoblastoma pada salah satu mata (unilateral) atau kedua mata (bilateral) anak, menurut dia, hingga kini belum diketahui secara pasti sehingga pencegahannya pun menjadi sulit dilakukan.
“Diduga berhubungan dengan kelainan genetik. Ada masalah genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel yang seharusnya terkendali menjadi tidak terkendali,” katanya.
Walaupun demikian, ia melanjutkan, dampak penyakit ini bisa ditekan dengan deteksi dini. Retinoblastoma yang ditemukan pada stadium awal bisa disembuhkan. Bahkan sembilan puluh persen kasus retinoblastoma yang terdeteksi dini dan mendapatkan penganganan memadai bisa disembuhkan.
“Dan mata bisa dipertahankan kalau ukuran kanker masih dibawah 0,5 sentimeter,” katanya serta menambahkan semakin terlambat dideteksi peluang penderita retinoblastoma untuk sembuh semakin kecil.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kendati gejala spesifik penyakit retinoblastoma pada anak cukup sulit dikenali namun ada tanda-tanda umum yang mesti diwaspadai sebagai gejala retinoblastoma.
Retinoblastoma pada anak, kata Prof. Djajadiman, sering ditandai dengan mata kemerahan, peradangan mata dan adanya bintik putih pada bagian mata yang berwarna hitam.
Kalau sudah parah, kata dia, bintik putih tersebut akan membesar dan kemudian akan memantulkan cahaya yang masuk ke mata seperti mata kucing, mata juling serta bola mata menonjol ke luar.
Ia mengatakan, bila gejala-gejala itu ditemukan pada anak sebaiknya orang tua segera membawanya ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya supaya dokter bisa membantu memastikan apakah anaknya terserang kanker.
Dan jika anak tersebut didiagnosis terserang retinoblastoma maka, kata Prof.Djajadiman, ia harus mendapatkan perawatan dan pengobatan sesuai dengan jenis kanker dan stadiumnya.
“Kalau dibiarkan, atau tidak diobati dengan tepat, tumor akan berkembang dan menyebar ke sumsum tulang, atau ke otak. Ini maka akan mengancam nyawa si anak,” katanya.
Ia menjelaskan, retinoblastoma stadium dini biasanya diobati dengan cara pembedahan (operasi) dengan atau tanpa kombinasi dengan kemoterapi/radioterapi.
Bila sudah ditemukan dalam stadium lanjut, operasi dengan mengangkat mata terpaksa harus dilakukan dan setelah operasi dipasang protesa (mata palsu) agar yang bersangkutan tetap berpenampilan baik.
Deteksi Dini Lebih Baik
Deteksi dini penyakit kanker dapat menyelamatkan anak-anak dari keganasan penyakit yang sering mengakibatkan kematian tersebut. Sayangnya, sebagian besar kasus retinoblastoma ditemukan pada stadium lanjut.
“Masyarakat kebanyakan dan petugas kesehatan di tingkat dasar belum punya pengetahuan memadai tentang kanker sehingga belum tahu cara mengenali tanda-tandanya dan apa yang harus dilakukan setelah itu,” kata Parulian Simanjuntak dari Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS).
Oleh karena itu, ia melanjutkan, guna meningkatkan pemahaman masyarakat, kader kesehatan dan tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan dasar, pihaknya bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) melakukan kampanye deteksi dini kanker terpadu berbasis komunitas.
Program kampanye itu dilakukan sejak Mei 2007-Juli 2008 di 10 kelurahan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
“Setelah kampanye itu, kemudian dibuat model kampanye deteksi dini kanker bagi masyarakat untuk digunakan dalam kegiatan kampanye yang lebih luas,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini di juga sudah ada 30 warga yang menjadi kader deteksi dini kanker di wilayah Jakarta yang menjadi target kampanye.
“Harapannya, kampanye seperti ini bisa terus dilakukan supaya kasus kanker pada anak bisa ditemukan dan ditangani sedini mungkin sehingga tidak berakibat fatal,” katanya.
Sumber : Antara/Maryati
Foto : http://www.nlm.nih.gov/
Read more: http://doktersehat.com/2009/10/25/sekilas-mengenai-kanker-mata/#ixzz0YOBJ98Fv
Langganan:
Postingan (Atom)